kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,18   12,88   1.42%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan mobil naik, kinerja Astra International (ASII) semester II lebih baik


Jumat, 14 Agustus 2020 / 07:00 WIB
Penjualan mobil naik, kinerja Astra International (ASII) semester II lebih baik


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) membukukan peningkatan produksi pada Juli 2020. Penjualan kendaraan roda empat di segmen wholesale (penjualan dari pabrik ke diler) meningkat 115% secara bulan per bulan (mom) menjadi 25.000 pada Juli 2020. Sedangkan penjualan segmen ritel (penjualan dari diler ke konsumen) naik 27% secara bulanan menjadi 36.000 unit. 

Timothy Handerson Analis Indo Premier Sekuritas dalam riset 12 Agustus 2020 mengatakan, volume penjualan ritel Astra International (ASII) tertinggal dibanding non ASII. Ini terjadi karena basis pelanggan yang lebih rendah untuk non ASII dan terjadi penurunan tajam pada April-Mei. 

Baca Juga: Laba semester I-2020 naik, Kresna kerek target Astra International (ASII)

Permasalahan lain yang dihadapi oleh ASII adalah beberap diler kehabisan persediaan hal ini diperburuk dengan penghentian produksi pada April-Mei 2020. ASII berencana meningkatkan utilisasi produksi menjadi 100% pada Agustus. Dimana sekarang baru 50%. 

"Meski begitu, realisasinya ASII harus tetap tunduk pada pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kecepatan pemulihan permintaan," terang Timothy dalam riset. 

Indo Premier Sekuritas percaya kondisi yang terburuk sudah berakhir. Sementara itu, pemulihan volume di semester II tahun ini dan tahun depan akan cukup kuat. Indo Premier memperkirakan, penjualan di tahun depan akan meningkat 50% secara tahunan sementara pada tahun 2020 menurun 35%. 

Potensi perbaikan ekonomi di akhir tahun 2020 dan peluncuran model baru akan membuat memperbaiki penjualan kendaraan roda empat milik Astra International (ASII). 

Pada segmen keuangan Astra International (ASII), prospek bisnis juga menunjukkan perbaikan. Nilai restrukturisasi kredit akibat terkena Covid 19 mencapai 20% dari total portofolio perusahaan pembiayaan yang dikelola Astra yakni PT Toyota Astra Finance, PT Federal International Finance, PT Astra Sedaya Finance. 

Baca Juga: Pendapatan Astra (ASII) susut 23%, penjualan Bank Permata (BNLI) mendongkrak laba

Toyota Astra Finance bahkan melihat perbaikan dalam portofolio restrukturisasi. Angka restrukturisasi kredit berada di ujung bawah panduan yakni 20%-30% dari total portofolio kredit. "Kami juga menemukannya sejak itu akhir Juni, perusahaan ini telah berhenti menerima permintaan restrukturisasi baru," kata Timothy dalam riset. 

Indo Premier menyarankan akan menyisihkan 10% provisi atas portofolio yang direstrukturisasi. Ini mencerminkan cost of credit (CoC) tambahan 200 bps, sejalan dengan perkiraan. Meski begitu, Indo Premier memperkirakan, CoC pada tahun 2021-2022 akan kembali normal. 

ASII pada tahun ini akan banyak berhemat. ASII memangkas anggaran belanja modal pada tahun ini menjadi Rp 10 triliun. Sementara realisasi belanja modal pada semester I tahun ini mencapai Rp 4 triliun. 

Baca Juga: Pendapatan Astra International (ASII) menyusut 23%, ini rekomendasi analis

"ASII cukup konservatif dalam belanja modal menggunakan kas," ujar Timothy. Ini bukan karena ASII tidak mempunyai kas. 

Saldo kas ASII cukup besar karena hasil penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Pada semester I-2020, saldo kas ASII sebesar Rp 42 triliun. Dana kas tersebut berasal dari penjualan BNLI di kuartal II tahun ini sebesar Rp 16 triliun. 

Menurut Timothy ini juga memberi indikasi bahwa ASII tidak akan membagi dividen khusus dari hasil divestasi. Meskipun demikian, saldo kas yang lebih tinggi akan menghasilkan pendapatan bunga tambahan dari sekitar Rp 300miliar - Rp 400 miliar per tahun. Atau sekitar 2% dari EPS pada tahun 2020. Ini hanya akan terdampak pada semester 2 tahun ini. 

Karena itu, Timothy menyarankan untuk beli saham ASII dengan target harga Rp 6.000 per saham. "Kami berpikir bahwa yang terburuk sudah berakhir, dan volume penjualan otomotif kembali pulih pada semester II tahun ini dan 2021," kata dia. 

Hitungan Indo Premier Sekuritas, pendapatan ASII bisa meningkat pada tahun 2021 menjadi Rp 220,64 triliun dengan laba bersih Rp 21,72 triliun. Sementara itu, pendapatan akan turun dari Rp 237,17 triliun pada 2019 menjadi Rp 180,46 triliun pada tahun ini. Laba bersih ASII di tahun ini juga akan menurun menjadi Rp 19,32 triliun dari tahun 2019 sebesar Rp 21,71 triliun.

Baca Juga: Saham ASII Jadi Jawara Top Gainers, Morgan Stanley Crossing Saham Rp 97,3 Miliar

ASII saat ini diperdagangkan pada PER 10 kali untuk tahun 2021. Angka ini lebih rendah dibanding rata-rata PER 10 tahun 15 kali. Risiko utama adalah wabah yang mungkin memburuk mengarah ke PSBB skala penuh lainnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×