Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pada semester I 2015, serapan belanja modal PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) belum mencapai 50% dari target Rp 6,5 triliun- Rp 7,5 triliun.
Wibisono, Investor relation APLN mengatakan, minimnya serapan capex lantaran penjualan selama kuartal I tidak sesuai harapan. "Angka pastinya belum keluar tapi tidak sampai 50%," kata Wibisono di Jakarta, Selasa (7/7).
Untuk kuartal I 2015 perseroan menyerap capex sekitar 20% yang digunakan untuk pembanguan proyek apartemen dan landed house. Minimnya serapan bisa mengubah rencana APLN yang berencana menjajaki pinjaman perbankan Rp 2 triliun untuk memenuhi kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex). Tanpa menyebutkan bank yang tengah dijajaki perseroan, menurut Wibisono, pihaknya tetap menjalin hubungan yang baik dengan bank.
Tahun ini perseroan menganggarkan capex Rp 6,5 triliun -Rp 7,5 triliun yang bersumber dari khas internal, hasil penjualan, obligasi dan pinjaman perbankan. Ini akan digunakan untuk SOHO Pancoran, Harco, Pakubuwono Spring, pengembangan kawasan industri dan lain-lain.
Baru-baru ini, emiten properti ini Menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap IV senilai Rp 99 miliar dari total penawaran sebesar Rp 2,5 triliun dengan kupon 11,25% per tahun. Tahun ini perseroan belum berencana menerbitkan obligasi lagi untuk mendanai capex lantaran kondisi pasar yang masih bergejolak. Wibisono bilang, perseroan masih akan fokus mencari pinjaman bank.
Proyek baru
Tahun ini, perseroan berencana meluncurkan dua proyek yakni kawasan industri di Karawang dan kawasan mix used Podomoro Park di Klender.
APLN memiliki lahan 500 ha di Karawang yang akan dikembangkan menjadi lahan industri. Lahan industri terbagi menjadi dua area yakni 200 ha dan 300 ha. Wibisono mengatakan tahap pertama perseroan akan mengembangkan lahan 200 ha. "Ini kita persiapan tahap akhir. rencananya akan diluncurkan pada kuartal IV," kata Wibisono.
Saat ini sudah ada beberapa investor yang berminat untuk masuk ke kawasan tersebut salah satunya perusahaan asal Jepang. Adapun lahan industri ini akan dilego dengan harga sekitar Rp 2,5 juta per meter persegi (m2). Sementara kawasan superblok Klender memiliki luas 10 ha dan rencananya akan dibangun 8 tower. Tahun ini, perseroan berencana meluncurkan apartemen.
Tahun ini, APLN menargetkan marketing sales Rp 6,5 triliun. Sejauh ini perseroan belum berencana revisi target meskipun kuartal I realisasinya masih sangat minim. "Saat ini belum ada rencana, kita mau lihat dulu bagaimana penjualan apartemen di Klender," ungkap Wibisono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News