Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dinilai masih menarik seiring dengan pesatnya pertumbuhan penjualan lahan di Kawasan Industri Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE).
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat (rating) AKRA idAA dengan level outlook stabil dari sebelumnya idAA- dengan outlook positif.
Pefindo mengatakan, peningkatan peringkat mencerminkan naiknya kinerja keuangan yang berkelanjutan, yang berasal dari EBITDA seiring tingginya permintaan bahan bakar dan bahan kimia dasar dalam jangka pendek hingga menengah.
Selain itu, Pefindo menilai adanya pertumbuhan pendapatan yang cepat dari bisnis kawasan Industri yang akan memberikan bantalan yang baik untuk bisnis dan keuangan AKRA. Kawasan industri ini bisa menghasilkan recurring income alias pendapatan berulang yang sebagian dapat mengimbangi volatilitas pendapatan dari segmen distribusi.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakan, penjualan dan penyewaan lahan di JIIPE tumbuh positif. Sampai tahun 2022, JIIPE yang menyandang status Kawasan ekonomi khusus (KEK) ini sudah menjual dan menyewakan lahan seluas lebih dari 310 hektare (ha).
Baca Juga: Pefindo Mengerek Peringkat Utang AKR Corporindo (AKRA)
Daya tarik JIIPE pun membuat investor berdatangan. Terkini, AKRA kedatangan calon investor besar, yakni Hailiang Group, salah satu produsen pipa dan batang tembaga terbesar di dunia. Perusahaan asal China tersebut akan membangun pabrik copper foil baterai kendaraan listrik atau electric vehicle di JIIPE Gresik, Jawa Timur, dengan nilai investasi US$ 849 juta atau setara 5,9 miliar yen.
Pabrik ini memiliki produksi tahunan sebesar 100.000 ton foil tembaga elektrolitik berkinerja tinggi. Saat ini, banyak produsen baterai terkemuka sedang memperluas kapasitas produksi mereka di luar China. Dengan membangun pabrik di luar negeri, Hailiang disebut dapat menjadi pemasok utama bagi kendaraan listrik.
Di sisi lain, dengan menanamkan investasi di Indonesia, Hailiang berekspektasi hal ini dapat menghindarkan dari hambatan tarif, menurunkan tarif bea masuk impor dan mengurangi biaya transportasi, yang bermuara pada naiknya pangsa pasar (market share) Hailiang di industri global.
Berdasarkan sumber dari Hailiang, fasilitas ini akan dibangun dalam dua. Tahap pertama akan memiliki produksi tahunan sebesar 50.000 ton dan harus selesai pada tahun 2025. Tahap kedua akan mulai dibangun pada tahun 2025 dan bakal beroperasi dua tahun kemudian.
Suresh mengatakan, Hailang sudah melakukan booking lahan di JIIPE untuk pembangunan pabrik tersebut. Namun, manajemen AKRA belum bisa menyampaikan informasi mendetail terkait proses ini.
“Kami belum bisa mengumumkan detail sampai sudah selesai berapa besar prosesnya. Hailiang sendiri sudah registrasi perusahaan penanaman modal asing (PMA), PT Hailiang Nova Material Indonesia dengan alamat di KEK JIIPE,” kata Suresh saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (15/3).
Suresh melanjutkan, JIIPE ditargetkan bisa menjual antara 70 ha sampai 75 ha lahan tahun ini. Kata dia, selain Hailiang, ada berapa perusahaan yang sedang dalam kajian untuk berinvestasi di JIIPE. Sepanjang kuartal pertama 2023 berjalan, penjualan lahan di JIIPE masih sejalan dengan estimasi manajemen, kata Suresh.
“Kami yakin dengan sejumlah perkembangan aspek yang baik pada 2023, kami bisa mencapai target tersebut,” kata Suresh.
Kebijakan pemerintah yang mendukung industri hilir juga menjadi angin segar bagi AKRA. Suresh menyebut, kebijakan ini memudahkan AKRA dalam mencari investor yang akan membangun pabrik di JIIPE. Di sisi lain, JIIPE masih memiliki lahan yang luas, di mana kawasan industri ini memiliki luas total 1.800 ha.
Kawasan industri yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini juga sudah dilengkapi oleh sejumlah fasilitas seperti pelabuhan dan sejumlah utilitas yang sudah rampung, sehingga menjadi daya Tarik bagi calon investor.
Sebagai perbandingan, tahun lalu AKRA berhasil menjual 45 ha lahan di JIIPE. Realisasi ini melebihi target yang dipasang manajemen yakni di rentang 30 ha sampai 40 ha.
Analis CGS CIMB Sekuritas Bob Setiadi menyematkan rekomendasi hold saham AKRA dengan target harga Rp 1.425.
Bob menilai, bisnis perdagangan BBM AKRA diuntungkan oleh kenaikan volume penjualan dan spread margin yang lebih tinggi. Peningkatan pendapatan juga berasal dari penjualan lahan industri dan kenaikan permintaan segmen bahan kimia dasar pada 2024 hingga 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News