Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meningkat sepanjang periode tiga bulan pertama 2023. Melansir laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/5), emiten pelat merah ini membukukan laba bersih Rp1,66 triliun, tumbuh 13% dari laba periode berjalan kuartal pertama 2022 sebesar Rp 1,47 triliun.
Kenaikan laba bersih ANTM sejalan dengan kenaikan pendapatan. Pada kuartal pertama 2023, total penjualan ANTM tercatat sebesar Rp 11,59 triliun, meningkat 19% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 9,75 triliun.
Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Syarif Faisal Alkadrie merinci, penjualan bersih domestik menjadi penyumbang yang dominan sebesar Rp 10 triliun. Penjualan domestik mencapai 86% dari total penjualan bersih ANTM.
Berdasarkan segmentasi komoditas, emas masih menjadi penyumbang utama pendapatan ANTM. Penjualan produk emas mencapai Rp 7,01 triliun atau 60% dari total pendapatan ANTM di periode tiga bulan pertama 2023. Pendapatan dari segmen emas naik 19,2% dari periode kuartal pertama 2022 yang sebesar Rp 5,8 triliun.
Baca Juga: Naik Rp 15.000, Harga Emas Antam Hari Ini Ada di Rp 1.077.000 Per Gram, Kamis (4/5)
Emiten yang beken dengan nama Antam ini mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang milik perusahaan sebesar 304 kg atau setara 9.774 ons troi. Volume produksi sejalan dengan pemenuhan rencana produksi emas tahun 2023 sebesar 1.167 kg atau setara 37.519 ons troi.
Adapun produksi emas ANTM di kuartal pertama 2023 tersebut naik 4,82% dari angka produksi di periode yang sama tahun lalu sebesar 290 kg.
Sementara itu penjualan logam emas pada kuartal pertama 2023 mencapai 7.223 kg atau 232.225 ons troi. Penjualan logam emas meningkat 10% dari kuartal pertama 2022 sebesar 6.575 kg atau setara 211.391 ons troi.
Setelah emas, bijih nikel menjadi kontributor terbesar kedua yakni mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,98 triliun dengan kontribusi 26% dari total pendapatan ANTM. Sedangkan segmen feronikel mencetak pendapatan sebesar Rp 1,20 triliun atau 10% dari pendapatan.
Baca Juga: Laba Bersih dan Pendapatan Aneka Tambang (ANTM) Kompak Naik di Kuartal I-2023
Dari sisi operasional, volume produksi bijih nikel konsolidasian ANTM mencapai 3,41 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 17% dari volume produksi kuartal pertama 2022 sebesar 2,92 juta wmt. Pertumbuhan tingkat produksi bijih nikel ditujukan untuk mendukung pemenuhan volume penjualan bijih nikel yang tumbuh positif. Volume penjualan bijih nikel ANTM mencapai 3,44 juta wmt, tumbuh 48% dibandingkan volume penjualan bijih nikel di periode tiga bulan pertama 2022 yang hanya sebesar 2,33 juta wmt.
Sementara itu, volume produksi feronikel ANTM mencapai 5.437 ton nikel dalam feronikel (TNi). Volume penjualan produk feronikel sepanjang triwulan pertama 2023 mencapai 4.287 TNi.
Sebagai perbandingan, di periode yang sama tahun lalu, produksi feronikel ANTM mencapai 5.681 TNi, dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 5.660 TNi. Ini berarti, produksi feronikel ANTM terkoreksi 4,3% dengan tingkat penjualan menurun hingga 24,45% secara year-on-year (YoY).
Untuk menjaga tingkat keandalan operasi pabrik feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, ANTM menjalankan program total productive maintenance. Langkah ini sejalan dengan upaya ANTM untuk mencapai stabilitas dan optimalisasi performa operasi pabrik pengolahan.
“Selain itu direncanakan pabrik Feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara akan memulai fase produksi pada semester kedua tahun 2023,” terang Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Syarif Faisal Alkadrie, Kamis (4/5).
Baca Juga: Penjualan Komoditas Tumbuh, Aneka Tambang (ANTM) Bukukan Laba Bersih Rp 1,66 Triliun
Segmen bauksit dan alumina menghasilkan pendapatan sebesar Rp 326 miliar atau menyumbang 3% dari total pendapatan ANTM. Sepanjang kuartal pertama 2023, ANTAM mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 347.139 wmt dengan capaian total volume penjualan bauksit mencapai 84.267 wmt.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, produksi dan penjualan bauksit turun masing-masing sebesar 26,03% dan 17,68%. Sebagai gambaran, produksi dan penjualan bauksit di triwulan pertama 2022 sebesar 469.332 wmt dam 102.373 wmt.
Sementara itu volume produksi produk alumina pada triwulan pertama 2023 mencapai 40.992 ton, tumbuh 21% dari volume produksi pada kuartal pertama 2022 sebesar 33.830 ton. Volume penjualan produk alumina pada mencapai 33.069 ton, relatif stabil jika dibandingkan volume penjualan pada kuartal pertama 2022 sebesar 34.822 ton.
Syarif juga menyampaikan kemajuan sejumlah proyek hilirisasi mineral ANTM. Emiten pelat merah ini melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun di Halmahera Timur beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang direncanakan akan memulai fase produksi pabrik pada semester kedua tahun 2023.
Baca Juga: Jelang Larangan Ekspor Bauksit, Serapan Domestik Belum Optimal
Terkait dengan inisiatif pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik, pada bulan Januari 2023, ANTM bersama-sama bersama Hong Kong CBL Limited (HKCBL) telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat alias Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) atas sebagian kepemilikan saham ANTM pada PT Sumberdaya Arindo.
Setelah transaksi efektif dilaksanakan, ANTM akan tetap menjadi pemegang saham pengendali pada PT Sumberdaya Arindo.
Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTM berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.
Baca Juga: Banyak Rintangan, Analis Sebut Saham ANTM Masih Prospektif
Analis OCBC Sekuritas Olivia Laura berekspektasi margin ANTM tahun ini akan menebal. Sebab, dia melihat harga emas akan tetap tinggi karena tingginya permintaan dari pasar domestik. Gross profit margin atawa margin laba kotor ANTM tahun ini akan ada di level 19,1% dari sebelumnya 17,9% di 2022.
Sedangkan net profit margin alias margin laba bersih Aneka Tambang akan berada di angka 8,9% di tahun ini dari sebelumnya 8,3% di 2022. Penebalan margin juga didorong oleh estimasi penurunan beban pokok penjualan dari penurunan biaya bahan bakar dan penurunan harga batubara.
OCBC Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News