Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
Di tengah pemulihan penjualan ritel, Robert melihat emiten-emiten dengan pasar menengah ke atas akan lebih bertahan, seperti ACES dan ERAA. Selain itu, bisnis kedua emiten itu dipandang lebih kebal terhadap pandemi Covid-19.
ACES yang menjual kebutuhan home improvement dinilai dapat mendukung kegiatan masyarakat ketika beraktvitas di rumah saja. Sementara itu, ERAA menjual produk-produk yang dibutuhkan masyarakat untuk mendukung kegiatan masyarakat berkerja dari rumah maupun belajar dari rumah.
Munculnya iPhone seri terbaru, didukung oleh kebijakan IMEI yang mulai diterapkan akan mendorong masyarakat membeli produk tersebut dari dalam negeri.
Ia merekomendasikan hold saham ERAA karena hampir mendekati target harganya di Rp 2.850. Begitu juga dengan ACES disarankan hold dengan target harga Rp 1.675.
Sebenarnya, emiten-emiten yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti AMRT, MIDI, HERO, RANC, dan MPPA memiliki potensi kinerja yang lebih stabil dibanding emiten ritel lain.
Akan tetapi Robert melihat, saham-sahamnya yang kurang likuid membuatnya kurang menarik.
Sementara itu, Ike mengungkapkan, emiten yang penjualannya berasal dari produk-produk sekunder dan tersier akan menghadapi tantangan lebih besar di tengah penjuaan eceran yang masih lesu.
Berbeda, emiten ritel yang ditopang penjualan barang-barang primer cenderung akan lebih bertahan. Sebab, masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam berbelanja untuk memitigasi risiko.
Baca Juga: Ace Hardware Indonesia (ACES) keluar dari indeks MSCI, begini prospeknya
Untuk sektor ritel, Ike cenderung memperhatikan saham-saham seperti ACES, AMRT, MAPI dan RALS, dengan target harga 12 bulan atau fair value ACES di Rp 1.840, AMRT di Rp 960, MAPI di Rp 950, RALS di Rp 770.
Adapun Analis Philip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr juga mengungkapkan saham-saham yang menjual kebutuhan sehari-sehari cenderung lebih resilient seperti AMRT dan MIDI. Akan tetapi investor juga perlu lebih berhati-hati, karena tidak semua mampu menghadapi pandemi seperti HERO. Adapun saham-saham ritel yang menjual pakaian dinilai lebih terdampak di tengah pandemi Covid-19 ini.
Lebih lanjut Zamzami mengungkapkan, agak sulit memprediksi hingga berapa lama tekanan penjualan eceran ini akan berlangsung. Sebab, tekanan tersebut bergantung kelancaran PPKM, vaksinasi, dan angka kasus Covid-19.
"Penjualan eceran salah satu indikator konsumsi sehingga cukup penting diperhatikan. Memang, selama PPKM dan virus masih terus merajarela kemungkinan masih sulit tumbuh pesat," tutupnya, Rabu (10/2).
Selanjutnya: Pertumbuhan Indeks Saham Ini Menggungguli LQ 45 dan IHSG di Awal Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News