kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan bersih Rp 43 triliun, Unilever (UNVR) berhasil jaga pertumbuhan positif


Kamis, 04 Februari 2021 / 17:35 WIB
Penjualan bersih Rp 43 triliun, Unilever (UNVR) berhasil jaga pertumbuhan positif
ILUSTRASI. Logo Unilever


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Unilever terus berkomitmen menyediakan produk dan juga layanan yang memudahkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga, untuk mengakses berbagai produk dengan lebih mudah, aman, nyaman.

Misal, di tengah pandemi, membuka pembelian secara daring untuk kemudian dikirimkan langsung ke rumah.  Hal itu sebagai wujud komitmen Unilever untuk memberi kemudahan kepada masyarakat sekaligus menjaga daya beli.

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Dr. Piter R Abdullah menilai, pandemi Covid-19 membuat semua perusahaan menghadapi tantangan luar biasa. Mereka yang mampu bertahan, tetap tumbuh, boleh jadi telah menerapkan strategi tepat.

Seperti diketahui Unilever tetap tumbuh meski dilanda berbagai tantangan selama pandemi. Bisnis Unilever tetap mampu tumbuh di tengah makro ekonomi tahun 2020 yang sangat menantang, di mana  mengacu pada rilis Badan Pusat Statistik pada 15 Januari 2021 lalu yakni kinerja ekspor -2.61%, impor -17.34%  dan defisit PBD mencapai 6,09%.

"Dalam jangka panjang industri makanan minuman masih akan terus tumbuh karena menyangkut kebutuhan utama masyarakat. Tahun ini saya perkirakan industri mamin akan sedikit lebih baik dibandingkan tahun lalu seiring harapan pandemi akan mulai mereda," ujar Piter.

Baca Juga: Dua direktur mengundurkan diri, Unilever Indonesia (UNVR) angkat direksi baru

Dijelaskan Piter, di tengah pandemi saat ini tidak banyak pilihan strategi yang dimiliki oleh perusahaan, termasuk perusahaan di bidang FMCG. Tekanan yang dialami dunia usaha terutama dikarenakan turunnya demand yang terjadi karena adanya pandemi.

Sukarno Alatas, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, menambahkan, agar kinerja bisa tetap terjaga, saat ini perusahaan bisa fokus efesiensi biaya terlebih dahulu dan memanfaatkan media daring dalam melakukan penjualan atau bisa diversifikasi produk jika diperlukan. Sehingga tetap diminati konsumen.

"Kinerja sektor FMCG seperti Unilever dalam jangka panjang tetap positif karena selain target pasarnya besar, kontribusi tingkat konsumsi masyarakat terhadap ekonomi juga tinggi. Dan saat ini seharusnya menjadi kesempatan untuk masuk. Karena ketika pendemi selesai, tingkat konsumsi mulai normal disitu kita tinggal merasakan kenaikan dari kinerja perusahaan," ucap Sukarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×