Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) menurun pada Desember 2020. Ini karena musim hujan dan hari kerja yang lebih sedikit.
Meski begitu, Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dalam riset 24 Februari 2021 mengatakan, hasil penjualan alat berat United Tractors di tahun 2020 melebihi target yang dibuat oleh RHB Sekuritas yakni 101%-106% dari perkiraan yang menargetkan bisa menjual 1.500 unit. "Kami optimistis dengan penjualan alat berat tahun ini, karena kami memperkirakan aktivitas penambangan akan kembali normal," terang dia dalam riset.
Penjualan alat berat UNTR dengan merek Komatsu terjual 1.564 unit sepanjang 2020. Sementara pada Desember 2020, penjualan alat berat UNTR mencapai 83 unit, turun 39% secara bulanan. Namun, pangsa pasar UNTR menyusut menjadi 18% dari 30% bulan sebelumnya.
Baca Juga: Sepanjang tahun 2020, penjualan emas United Tractors (UNTR) capai 319.700 oz
Penjualan alat berat sektor pertambangan pada tahun ini berkontribusi sebesar 35% lebih rendah dari tahun 2019 yang menyumbang 41%. Sementara, kontribusi penjualan alat berat sektor konstruksi 35% di tahun 2020, lebih tinggi dari tahun 2019 yang menyumbang 31%.
Alat berat konstruksi sepanjang 2020 menjadi kontributor terbesar. Meskipun, porsi penambangan menurun drastis secara year on year. Porsi penjualan alat berat di sektor kehutanan sebesar 18% di 2020 dan 16% pada 2019.
Sedangkan kontribusi penjualan alat berat di bidang industri pertanian sebesar 12% di 2020 dibanding 11% pada 2019. "Penjualan alat berat domestik secara nasional di tahun 2020 mencapai 5.393 unit atau turun 45% secara YoY," terang Andrey dalam riset.
Hasil kinerja operasional anak usaha UNTR di bidang kontrak pertambangan, Pama Persada Nusantara juga di atas ekspektasi analis. Volume pemindahan lapisan penutup alias overburden (OB) mencapai 62,2 juta bank cum (bcm). Jika dibandingkan secara bulanan turun 3% secara MoM dan turun 14% YoY.
Tapi jika dibandingkan dengan target overburden UNTR di tahun 2020 justru meningkat dari proyeksi awal atau memenuhi 101% dari target. Nisbah kupas UNTR juga berada di level lebih rendah yakni 6,3 kali selama sebulan lebih rendah dari Desember 2019 6,5x.
Baca Juga: Pendapatan dan laba bersih turun, begini prospek saham United Tractors (UNTR)
Output batubara selama bulan Desember tidak berubah di 9,9 juta ton. Angka tersebut tidak tumbuh alias 0% secara MoM dan turun 12% secara YoY. Secara kumulatif output batubara yang dikirim UNTR sebesar 114,7 juta ton, turun 13% secara YoY. Namun angka ini memenuhi 102% dari target tahun 2020.
Jika produksi batubara stagnan. Di Desember 2020, UNTR justru membukukan kenaikan penjualan batubara menjadi 1 juta ton atau naik 73% secara MoM. Akibatnya, penjualan batubara UNTR sepanjang 2020 naik 9% menjadi 9,3 juta ton. Angka ini memenuhi 103% dari target tahun 2020.
Volume penjualan batubara termal pada bulan Desember 2020 berkontribusi sebanyak 676.000 ton atau naik 52% MoM. Sementara segmen batubara coking menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa yakni sebanyak 337.000 ton atau naik 60% YoY dan naik 136% secara MoM.
Namun secara kontribusi, penjualan batubara termal masih mayoritas yakni menghasilkan 80% dari total volume penjualan batubara UNTR di tahun 2020. Sepanjang 2020, penjualan batubara termal UNTR terjual sekitar 7,4 juta ton hanya naik 1% secara yoy.
Baca Juga: Laba bersih United Tractors (UNTR) turun 46,9% pada 2020, ini penyebabnya
Sementara batubara kokas hanya menyumbang 20% setara dengan 1,9 juta ton (+62% YoY).
Penjualan emas UNTR pada tahun 2020 menurun 23% secara yoy menjadi 318.000 troi ons. Tapi realisasi penjualan emas UNTR memenuhi 106% dari target tahun 2020.
Pada bulan Desember 2020 saja, UNTR menjual emas sebanyak 21.000 troi ons, stagnan secara MoM dan turun 9% secara YoY.
"Kami melihat peningkatan yang diharapkan di segmen ini, karena perusahaan telah mulai mengurangi porsi lindung nilai. Dimana 80% dari penjualan emas sekarang dipatok ke harga spot), dan tingkat pemanfaatan di tambang emasnya menjadi normal," jelas Andrey dalam riset. UNTR memperkirakan ke depan produksi emas akan dibatasi sebanyak 350.000 oz.
Pada tahun ini, UNTR telah mengalokasikan belanja modal US$ 290 juta atau naik 52% secara year on year (YoY). Dimana 50% belanja modal akan dialokasikan untuk kontrak penambangan, 40% untuk bisnis emas dan 10% untuk pemeliharaan rutin.
Andrey mengatakan, risiko utama dari prospek UNTR adalah melemahnya penjualan alat berat, penurunan harga batubara yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan pandemi COVID-19 berkepanjangan. Sebab ini akan berdampak pada permintaan batubara global.
Baca Juga: Pendapatan dan laba bersih United Tractors (UNTR) kompak turun di 2020
Pada tahun 2021, RHB Sekuritas memperkirakan, pendapatan dan laba bersih UNTR masing-masing akan menjadi Rp 79,86 triliun dan Rp 10,55 triliun. Karena itu, Andrey masih memberi rekomendasi beli saham UNTR dengan target harga Rp 35.000.
Pada Jumat (26/2) harga saham UNTR ditutup turun 4,65% menjadi Rp 22.550 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News