Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2020, penjualan emas PT United Tractors Tbk (UNTR) oleh PT Agincourt Resources, yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan sebesar 319.700 oz. Realisasi ini menurun sekitar 22% dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 409.700 oz.
Mengutip keterangan resminya, manajemen UNTR menyebut sepanjang 2020 segmen usaha pertambangan emas membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 7,0 triliun atau turun 12% dari realisasi pendapatan usaha tambang emas tahun lalu yang mencapai Rp 7,9 triliun.
Adapun rata-rata harga jual terealisasi untuk emas (setelah hedging) adalah sebesar US$ 1.465 per ons, naik dibandingkan rata-rata harga jual pada tahun 2019 yang hanya US$1.369 per ons.
Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) bidik kenaikan marketing sales sebesar 15%-20%
Analis Senior Sucor Sekuritas Edward Lowis mengestimasi penjualan emas UNTR tahun ini sekitar 340.000oz. Proyeksi ini mengikuti panduan kinerja dari manajemen UNTR untuk tahun ini. Edward menyebut, kenaikan volume ini juga ditopang oleh operasional tambang yang sudah berjalan normal, setelah tahun lalu mengalami penurunan aktivitas operasional akibat pandemi.
Dari segi harga, akan terlihat kenaikan harga emas yang lumayan signifikan. Jika perkiraan rata-rata harga jual emas di tahun lalu sekitar US$ 1.300-US$ 1.400, maka tahun ini rata-rata harga emas berpotensi naik ke kisaran US$ 1.700-1.800. Tentunya ini akan mendongkrak kinerja finansial anak usaha PT Astra Internatiobal Tbk (ASII) tersebut.
Tahun lalu, penjaja alat berat merk Komatsu ini membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 6,0 triliun.
Capaian ini menurun 46,9% dari torehan laba bersih UNTR tahun 2019, dimana saat itu laba bersih UNTR mencapai Rp 11,31 triliun.
Baca Juga: Tren positif atas kinerja Putra Rajawali (PURA) diyakini bisa berlanjut tahun ini
Penurunan bottom line ini sejalan dengan penurunan pendapatan UNTR. Konstituen Indeks Kompas100 tersebut membukukan pendapatan senilai Rp 60,34 triliun, menurun 28,5% dari realisasi pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 84,43 triliun.
Edward menilai, pencapaian kinerja keuangan UNTR tahun lalu berada di bawah estimasi yang dipasang Sucor Sekuritas dan juga proyeksi konsensus. Namun, Edward masih mengestimasikan kinerja UNTR akan tumbuh signifikan karena membaiknya harga komoditas.
“Kami masih mengestimasikan earnings akan tumbuh signifikan, karena ditopang oleh harga batubara dan emas yang lebih tinggi,” terang Edward saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/2).
Sucor Sekuritas merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 31.300. Jumat (26/2), saham UNTR ditutup melemah 4,65% ke level Rp 22.550.
Selanjutnya: Kinerja 2020 turun, simak prospek dan rekomendasi Astra International (ASII) di 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News