kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.788   7,00   0,04%
  • IDX 7.471   -8,29   -0,11%
  • KOMPAS100 1.155   0,80   0,07%
  • LQ45 915   1,71   0,19%
  • ISSI 226   -0,58   -0,26%
  • IDX30 472   1,50   0,32%
  • IDXHIDIV20 570   2,43   0,43%
  • IDX80 132   0,27   0,20%
  • IDXV30 140   1,10   0,79%
  • IDXQ30 158   0,52   0,33%

Penjualan alat berat Intraco Penta tumbuh 82%


Selasa, 26 Juni 2018 / 07:00 WIB
Penjualan alat berat Intraco Penta tumbuh 82%


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) Tbk mencatatkan penjualan cukup bagus hingga Mei tahun ini. Selama lima bulan pertama tahun ini, emiten alat berat tersebut berhasil mencatatkan total penjualan unit sebanyak 421 unit.

"Penjualan kami meningkat 82% dibandingkan Januari-Mei 2017 yang sebanyak 231 unit," ungkap Investor Relations Strategist INTA Ferdinand Dion, kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).

Alhasil, nilai penjualan alat berat INTA hingga Mei tahun ini mencapai Rp 886,8 miliar, tumbuh 68% dibandingkan di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 527,8 miliar.

Segmen penjualan INTA cukup merata, yang didukung oleh penjualan di sektor pertambangan, infrastruktur dan general industry.

Manajemen Intraco Penta berharap, pada semester kedua tahun ini, penjualan alat berat masih bisa menopang kinerja keuangannya. INTA juga fokus menyelesaikan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah Bengkulu yang kini perkembangannya mencapai 25%.

"Sementara, untuk lini usaha pabrikasi dan pendukung infrastruktur, kami meneruskan proyek-proyek yang sudah didapat," ujar Dion.

Meski demikian, hasil positif yang diperoleh INTA kemungkinan belum bisa tercermin dalam laba bersih di semester I-2018. Hal tersebut lantaran INTA masih terkendala oleh masalah keuangan anak usahanya, yakni PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN). Perusahaan ini masih membenahi bisnisnya melalui proses restrukturisasi.

Dion mengatakan saat ini INTA mencari pendanaan baru atau investor agar bisa menyalurkan pembiayaan untuk alat berat lagi. Sementara dampak ke laba belum akan terlihat, lantaran IBFN masih dalam tahap pemulihan.

"Belum ada penyaluran, sehingga belum ada laba. Kami berharap akhir tahun INTA bisa mencatatkan laba," kata Dion. Pada kuartal I-2018, INTA mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 36,38 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, INTA masih meraih laba berish 35,65 miliar.

Harga saham INTA pada transaksi kemarin ditutup naik 0,42% ke level Rp 480 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×