kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Intraco Penta berharap bisa catatkan laba di 2018


Minggu, 08 April 2018 / 16:30 WIB
Intraco Penta berharap bisa catatkan laba di 2018
ILUSTRASI. Alat Berat PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS)


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mencatatkan laba yang tak terlalu baik di sepanjang tahun 2017, PT Intraco Penta Tbk (INTA) meyakini bahwa di tahun 2018, perusahaan tersebut bisa menorehkan performa yang baik. Apalagi, dengan tuntasnya kasus hukum yang menimpa anak usahanya yakni PT Intan Batuprana Finance Tbk (IBFN) beberapa waktu yang lalu.

"Diharapkan tahun 2018 ini bisa mencatatkan keuntungan," kata Ferdinand D. Investor Relations Strategist PT Intraco Penta Tbk kepada Kontan.co.id, Minggu (8/4). Ia mengatakan, beberapa upaya akan dilakukan oleh INTA untuk memaksimalkan performa di tahun ini.

Salah satunya adalah dengan menggenjot penjualan alat berat di tahun 2018. Menurut Ferdinand, INTA juga akan diuntungkan dengan naiknya harga beberapa jenis komoditas sehingga INTA bisa memperoleh keuntungan cukup besar dari jasa pertambangan dan penjualan alat berat.

Selain itu, dengan mulai beroperasinya IBFN, maka perusahaan tersebut bisa menyalurkan kredit kembali. Hal ini menurut Ferdinand akan menjadi sentimen yang bagus karena IBFN sudah bisa mulai mencari invetsor.

Secara jangka panjang, INTA juga tengah menunggu terselesaikannya pembangunan pembangkit listrik yang ada di Bengkulu. Pembangkit listrik tersebut diperkirakan mulai beroperasi di tahun 2020.

Sebagai informasi saja, sepanjang tahun 2017, INTA mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,06 triliun Penjualan INTA tersebut naik signifikan dibandingkan dengan penjualan sepanjang tahun 2016 yakni sebesar Rp 1,5 triliun atau naik sebesar 37,29%.

Meski begitu, perusahaan ini masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 225 miliar di tahun 2017. Kerugian ini lebih besar dibandingkan dengan kerugian INTA di sepanjang tahun 2016 yakni sebesar Rp 193 miliar. Maklum, beban pokok pendapatan mencapai Rp 1,9 triliun.

Sementara itu, penjualan alat berat menyumbang pendapatan paling besar bagi INTA yakni sebesar Rp 1,27 triliun. Sementara sektor jasa memberikan kontribusi sebesar Rp 389 miliar bagi pendapatan INTA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×