Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhenti pada perdagangan akhir pekan, Jumat (9/9). Di pasar spot, rupiah ke Rp 13.108 per dollar AS atau melemah 0,34% dari sebelumnya Rp 13.063 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan, harga minyak mentah dunia yang mengalami pelemahan pada akhir pekan ini (9/9) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju mata uang domestik.
"Mata uang komoditas cenderung melemah, termasuk rupiah menyusul harga minyak mentah dunia yang tertekan," katanya dikutip dari Antara.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,36 % menjadi US$ 46,97 per barel, dan Brent Crude turun 1,42 % menjadi US$ 49,28 per barel.
Di sisi lain, lanjut dia, aksi ambil untung pelaku pasar uang jangka pendek turut menjadi salah satu faktor yang menekan rupiah terhadap dolar AS di pasar valas domestik.
Sementara itu, Kepala Riset Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa penguatan dolar AS masih relatif terbatas akibat ketidakpastian kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat untuk menaikkan suku bunga acuannya.
Ia mengatakan bahwa data jumlah klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang turun meredam harapan kenaikan suku bunga AS. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran berkurang sebanyak 4.000 menjadi 259.000 pada pekan yang berakhir 3 September, dari pekan sebelumnya 263.000.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.089 dibandingkan Kamis (8/9) Rp13.090.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News