kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penguatan rupiah terangkat banjir likuiditas dolar AS di pasar global


Jumat, 19 Juni 2020 / 17:38 WIB
Penguatan rupiah terangkat banjir likuiditas dolar AS di pasar global
ILUSTRASI. Banjir likuiditas dolar AS di pasar global membuat rupiah dalam sepekan ini menguat


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir likuiditas dolar Amerika Serikat (AS) di pasar global membuat rupiah dalam sepekan ini menguat. Mengutip Bloomberg, Jumat (19/6), rupiah melemah 0,16% ke Rp 14.100 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah menguat 0,23%.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (B) mencatat rupiah melemah 0,39% di akhir pekan. Sedangkan, dalam sepekan rupiah masih menguat 0,11%.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini mengatakan, rupiah menguat karena likuiditas dolar AS di pekan ini bertambah akibat aksi beli obligasi korporasi oleh Federal Reserve. "Investor melepas dolar AS dan masuk ke emerging market seiring penurunan kekhawatiran gagal bayar obligasi korporasi di AS," kata Mikail, Jumat (19/6).

Baca Juga: Rupiah melemah 0,15% ke Rp 14.100 per dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (19/6)

Mikail memproyeksikan kurs rupiah di pekan depan berpotensi kembali menguat karena mendapat dukungan dari pertumbuhan cadangan devisa. Apalagi, penerbitan sukuk global senilai US$ 2,5 miliar pekan ini berlangsung sukses. Mikail memproyeksikan cadangan devisa berpotensi bertambah US$ 1 miliar hingga US$ 1,5 miliar dari suksesnya penerbitan sukuk global.

Mikail memperkirakan rupiah pekan depan menguat karena aktivitas impor yang belum masif. Alhasil dolar AS yang masuk akan lebih banyak daripada dolar AS yang keluar dari pasar keuangan domestik.

Sedangkan, analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, sentimen positif dari data neraca perdagangan yang surplus serta suku bunga acuan BI yang menurun belum cukup untuk menyokong rupiah kembali menguat di pekan depan. Tantangan penguatan rupiah di pekan depan adalah konflik geopolitik AS-China, Korea Utara-Korea Selatan, dan India-China.

Baca Juga: Mentok auto rejection bawah setelah ex dividen, saham Bukit Asam (PTBA) ditadah asing

"Aset berisiko seperti rupiah masih riskan karena dolar berpotensi kembali menguat ketika pandemi Covid-19 belum juga mereda dan kembali membuat cemas," kata Faisyal. Dia mengatakan, pelaku pasar akan menanti data indeks manufaktur dan sektor jasa dari beberapa negara.

Jika data ekonomi tersebut membaik, Faisyal mengatakan itu merupakan tanda bahwa ekonomi mulai membaik dan bisa memberi angin segar bagi rupiah. Dia memproyeksikan rupiah pekan depan bergerak di rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.400 per dolar AS. Sementara, Mikail memproyeksikan rentang rupiah di Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×