Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit mentah alias CPO lanjut koreksi hari ini. Ini adalah penurunan hari yang kelima.
CPO untuk kontrak pengiriman Mei di bursa berjangka Malaysia (MDE) turun 0,98% dari US$ 1.218,25 per ton ke posisi US$ 1.206,26 per ton. Di awal pekan lalu (14/2), harganya sempat bertengger di US$ 1.273,35 per ton.
Jatuhnya CPO terpicu spekulasi pengetatan ekonomi China dan tingginya harga CPO beberapa waktu lalu. China berupaya meredam inflasi dengan mengetatkan moneter. Setelah menaikkan suku bunga, pemerintah China pada 18 Februari mengumumkan kenaikkan persyaratan cadangan perbankan. Hal ini dinilai bisa mengurangi konsumsi bahan baku di negara pengonsumsi terbesar minyak nabati ini.
Penurunan harga CPO juga seiring jatuhnya harga kedelai. Analis Phillip Futures Pte Ker Chung Yang menyebut, meski pasokan kedelai masih seret, namun permintaan juga mulai turun karena harganya yang tinggi. "Diekspektasikan harga minyak sawit bergerak bersamaan dengan kedelai," ujarnya.
Selain itu, ada potensi kerusuhan di Cina sebagaimana beredar pesan internet di akhir pekan, yang mendesak warga untuk meminta revolusi pangan, pekerjaan, dan perumahan. Pemerintah Cina telah memblokir website dan pesan telepon untuk menghentikan setiap gerakan pemberontakan.
Lanjut Ker, sejak China menjadi pusat ekonomi, tanda-tanda kerusuhan politik berpengaruh negatif terhadap ekonomi global dan akan mempengaruhi pasar komoditas. "Secara jangka pendek, risiko downside tetap lebih besar dari potensi upside untuk minyak sawit," ujarnya.
Dia menduga, harga CPO tidak akan naik melebihi RM 4.000 per ton, seiring upaya China untuk terus memperketat likuiditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News