Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang saham pengendali sejumlah emiten tercatat aktif memborong saham perusahaan dalam beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), beberapa pemegang saham pengendali yang melakukan aksi beli antara lain berasal dari sektor energi seperti PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Green Power Group Tbk (LABA), serta sektor ritel seperti PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai bahwa aksi buyback saham yang dilakukan oleh pengendali perusahaan dapat memberikan dampak positif terhadap pergerakan harga saham.
Baca Juga: Buyback Saham Makin Marak, Ini yang Perlu Diperhatikan Investor
"Tentu buyback saham juga dapat meningkatkan gairah pasar modal, terutama di tengah volatilitas dan ketidakpastian sentimen global serta kondisi domestik yang cenderung stagnan," kata Nico kepada Kontan, Kamis (6/3).
Namun, Nico menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak buyback dalam jangka menengah hingga panjang.
Dalam kondisi saat ini, volatilitas pasar justru bisa menjadi peluang bagi investor jangka pendek. Namun, bagi mereka yang tidak menyukai volatilitas tinggi, kecenderungannya ialah bersikap wait and see.
"Perlu diingat juga, sebagai emerging market, suka atau tidak suka sentimen global pasti akan memengaruhi," jelasnya.
Oleh karena itu, strategi investasi perlu disesuaikan dengan profil investor. Bagi investor jangka pendek, volatilitas dan katalis positif bisa dimanfaatkan untuk meraih keuntungan dalam waktu singkat.
"Kalau untuk investor jangka menengah dan panjang, perlu dicermati kembali fundamental perusahaan, prospek bisnisnya, sentimennya hingga kita melakukan valuasi kinerja keuangannya," kata Nico kepada Kontan, Kamis (6/3).
Baca Juga: Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) akan Buyback Saham Senilai Rp 470 Miliar
Nico menyarankan untuk para investor mencermati saham BREN, ERAA dan PTRO.
Sementara itu, Head of Research Liza Camelia Suryanata mengatakan aksi buyback oleh pengendali merupakan langkah yang baik untuk pasar.
Aksi ini dinilai dapat sebagai buffer atau penopang harga saham agar tidak jatuh lebih dalam saat pasar modal sedang tertekan seperti yang terjadi belakangan ini.
Selain itu, buyback ini mencerminkan keyakinan emiten terhadap fundamental perusahaan yang dinilai masih solid.
"Untuk emitennya sendiri, aksi buyback ini bisa untuk langkah financial engineering, dalam memoles (Earnings per Share/EPS) dengan mengurangi jumlah saham yang beredar," kata Liza kepada Kontan, Kamis (6/3).
Baca Juga: Ada Rencana Buyback Saham Tanpa RUPS, Ini Kata Taipan Agoes Projosasmito
Namun, investor perlu memahami bahwa aksi buyback tidak langsung menyebabkan harga saham naik secara signifikan dalam waktu singkat. Pasalnya, buyback lebih bertindak sebagai langkah stabilisasi dibandingkan pemicu kenaikan harga saham yang instan.
"Buyback itu tidak serta-merta menaikkan harga saham secara fantastis," ujar Liza.
Dalam jangka panjang, investor akan lebih mempertimbangkan fundamental perusahaan dan kondisi pasar secara keseluruhan sebelum melakukan aksi beli.