Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan harga komoditas nikel diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir kuartal IV tahun ini. Meski mencatatkan kenaikan harga paling tinggi di antara komoditas logam industri lain, nikel masih diselimuti banyak sentimen positif.
Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka memperkirakan, harga nikel bisa menembus level US$ 11.500 per metrik ton pada akhir 2017. Salah satu sentimen positif ini datang dari pengembangan industri mobil listrik.
Permintaan nikel berpeluang terus bertambah seiring kenaikan permintaan nikel sulfat untuk baterai kendaraan listrik. Pertumbuhan permintaan nikel diperkirakan akan terus tumbuh hingga mencapai 38% di tahun 2025.
Kemudian sentimen positif lain juga masih datang dari Filipina. Menurut Ibrahim, ancaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengenai pengenaan pajak tinggi untuk perusahaan yang melanggar aturan tambang bisa mengendalikan pasokan. "Reformasi tambang di Filipina masih menjadi katalis positif," terangnya.
Kata Ibrahim, satu-satunya yang bisa menghadang laju penguatan nikel kini hanya tinggal rencana kenaikan suku bunga The Fed. Suku bunga yang naik akan mendorong dollar Amerika Serikat (AS) menguat dan cenderung menekan harga komoditas termasuk nikel.
Rabu (4/10), ia menebak harga nikel bisa berada di kisaran US$ 10.290 – US$ 10.450 per metrik ton dan sepekan berikutnya akan bertengger di rentang US$ 10.200 – US$ 10.500 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News