kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga nikel tumbuh 10,65% sepanjang kuartal tiga


Selasa, 03 Oktober 2017 / 18:17 WIB
Harga nikel tumbuh 10,65% sepanjang kuartal tiga


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di antara komoditas logam industri lain, nikel berhasil mencatatkan pertumbuhan paling mengagumkan selama kuartal III lalu. Sejak akhir Juli hingga awal Oktober ini, harga nikel tercatat telah tumbuh 10,65%. Penguatan ini mengompensasi tekanan harga yang terjadi sepanjang semester I sebesar 6,28%.

Mengutip Bloomberg, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange pada penutupan perdagangan Senin (2/10) melemah 1,05% ke level US$ 10.390 per metrik ton. Sedangkan jika melihat sepekan sebelumnya, harga nikel terkoreksi lebih dalam 1,8%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menuturkan di kuartal III pergerakan nikel masih cukup dipengaruhi dari situasi politik di Filipina. Walaupun Menteri Lingkungan Hidup Filipina Roy Cimatu mencabut larangan operasi terhadap sejumlah tambang, Presiden Filipina Rodrigo Duterte malah menerapkan aturan untuk menerapkan pajak tinggi bagi perusahaan yang melanggar.

Hal tersebut sempat membuat harga melambung di bulan Agustus. “Kemudian adanya reformasi tambang di China efeknya juga membuat tambang kembali naik termasuk nikel,” kata Ibrahim, Selasa (3/10).

Menurutnya kondisi ekonomi dan manufaktur yang terus membaik telah mengangkat harga nikel. Pertumbuhan ekonomi China kuartal II-2017 meningkat ke 6,9% dibanding periode yang sama tahun lalu di kisaran 6,8%.

Sementara itu, dari sisi produksi produsen nikel terbesar di Jepang, Sumitomo Metal Mining Co merevisi prospek defisit nikel tahun 2017 dari semula 4.000 ton menjadi 51.000 ton. Sumitomo memperkirakan, produksi global akan meningkat menjadi 2.093 miliar ton dari sebelumnya 2.049 miliar ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×