kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat: Dampak new normal ke pasar modal masih sulit diperkirakan


Selasa, 26 Mei 2020 / 13:27 WIB
Pengamat: Dampak new normal ke pasar modal masih sulit diperkirakan
ILUSTRASI. IHSG hadapi new normal


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Mulai pekan ini, Indonesia akan menjalankan situasi new normal secara bertahap. Pemerintah mulai memberi izin perkantoran beroperasi kembali, dan kemudian disusul oleh sekolah dan pusat perbelanjaan. 

Padahal di satu sisi, jumlah kasus persebaran virus corona belum mampu ditekan secara penuh oleh pemerintah.

Memasuki era baru ini, pasar modal yang selama ini menjadi salah satu tolak ukur ekonomi Indonesia juga bakal berdampak. Tetapi Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengaku belum dapat memperhitungkan pengaruh new normal tersebut terhadap pasar modal. 

Baca Juga: Masuk era new normal, begini saran racikan investasi pilihan para manajer investasi

Pasalnya, ada yang berpendapat positif karena diharapkan profitabilitas emiten akan bisa berangsur-angsur membaik jika perekonomian kembali dibuka. Tetapi yang kontra pun melihat kebijakan ini bagai pedang bermata dua karena bisa kembali mengerek jumlah kasus positif virus corona baru. 

“Sehingga pada akhirnya pergerakan pasar yang lebih sustainable akan terjadi ketika persebaran virus corona ini sudah mulai berakhir. Sebelum itu, pasar masih akan volatil dan sulit diprediksi,” kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (25/5).

Sementara Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin menilai, new normal telah mengubah pola hidup masyarakat menjadi cenderung konservatif atau “more saving, less spending”. 

Hal tersebut akhirnya membuat masyarakat mulai semakin terbuka akan pentingnya menyiapkan tabungan dan atau dana darurat untuk menghadapi masa sulit.

“Sehingga ini memberi dampak positif ke pasar modal terlihat dari meningkatnya SID total saham, reksadana, dan obligasi sebanyak 2.679.039 per akhir Maret 2020, meningkat 1,84% sejak awal 2020. Selain itu kami juga memantau adanya peningkatan aktivitas transaksi saham investor ritel dalam dua bulan terakhir ini,” jelas dia.

Baca Juga: Mau mulai investasi saat pandemi, perhatikan empat syarat berikut

Sementara dari emiten bursa, Toufan bilang, setiap sektor memiliki tantangan tersendiri menghadapi new normal ini. Menurutnya, sektor-sektor yang memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan menjadi yang paling resilien di awal new normal ini.

“Emiten-emiten dari sektor barang konsumsi dan infrastruktur telekomunikasi adalah kelompok yang sahamnya menarik untuk dikoleksi di tengah situasi new normal ini,” pungkas Toufan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×