Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi semakin semarak tahun ini. Hingga akhir Mei 2021, nilai emisi obligasi korporasi telah melebihi nilai emisi dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), sejak awal tahun hingga akhir Mei 2021, penerbitan surat utang korporasi di Indonesia sudah sebesar Rp 39 triliun. Jumlah tersebut meningkat 44,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni Rp 27 triliun.
“Peningkatan penerbitan surat utang didukung kondisi suku bunga yang rendah dan keperluan pendanaan yang meningkat terutama untuk pembiayaan kembali surat utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Serta untuk modal kerja atau pengembangan usaha,” kata Direktur Pefindo Hendro Utomo kepada Kontan.co.id, Senin (14/6).
Hendro menyebut, sektor konstruksi seiring dengan peningkatan anggaran pemerintah untuk sektor infrastruktur pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020. Sedangkan penerbitan untuk industri pembiayaan dan multifinance didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi. Nilai surat utang yang jatuh tempo pada tahun 2021 adalah sebesar Rp 125,4 triliun.
Baca Juga: Hingga Mei 2021, pendanaan fintech urun dana capai Rp 273,47 miliar
Sementara dari sisi rating, Hendro menyebut secara umum kondisinya stabil. Beberapa perusahaan mengalami perbaikan rating seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi di tahun ini dan program vaksinasi yang sedang berjalan.
Di sisi lain, dia menyebut juga ada beberapa perusahaan yang terkena penurunan peringkat. Penurunan terutama terjadi pada perusahaan yang mengalami masalah likuiditas terkait surat utang yang akan jatuh tempo atau profil kredit yang melemah akibat dampak yang signifikan dari pandemi covid-19 yang mempengaruhi kondisi bisnis dan keuangan.
Ke depan, Hendro melihat prospek penerbitan obligasi korporasi di sisa tahun ini akan lebih baik dibandingkan kondisi di tahun 2020 lalu. Dia memperkirakan penerbitan surat utang tahun 2021 berkisar antara Rp 122 triliun-Rp 159 triliun. Saat ini Pefindo masih mengantongi mandat pemeringkatan atas rencana penerbitan surat utang sebesar Rp 63 triliun.
Baca Juga: J Resources Asia Pasifik (PSAB) menyetop penerbitan obligasi berkelanjutan
“Faktor yang memicu penerbitan obligasi korporasi yaitu ekspektasi pemulihan ekonomi menjadi stimulus bagi perusahaan untuk mempersiapkan pendanaan untuk kebutuhan ekspansi, salah satunya dengan penerbitan surat utang. Apalagi, saat ini kondisi suku bunga juga sedang rendah,” imbuh Hendro.
Walau begitu, pihaknya juga masih memantau penanganan covid-19 di Indonesia. Jika sampai terjadi lonjakan kasus positif yang diikuti dengan pengetatan kegiatan sosial skala besar, maka diperkirakan akan menjadi sentimen negatif dalam upaya pemulihan ekonomi dan dapat berdampak pada rencana penerbitan surat utang.
Baca Juga: LPS menilai sektor-sektor ini siap melakukan ekspansi bisnis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News