Reporter: Abdul Wahid Fauzie, Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Berau Coal Energy mewujudkan rencana penerbitan obligasinya. Tapi, nilai obligasi perusahaan yang dimiliki Recapital Group itu, hanya US$ 350 juta, lebih rendah daripada target awal, yaitu US$ 600 juta.
Rosan P. Roeslani, Chairman Recapital Group mengatakan, obligasi Berau memiliki jangka waktu lima tahun. "Dengan bunga sebesar 12,5%," ujar Rosan, Kamis (8/7).
Berau akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk merestrukturisasi utang yang lama. Namun Rosan hanya menyebut utang yang akan direstrukturisasi adalah utang bank, tanpa menyebut nama krediturnya.
Uang hasil penerbitan obligasi juga akan digunakan untuk menutup kebutuhan belanja modal alias capital expenditure (capex) Berau di tahun 2010.
Sebanyak 42% obligasi Berau diborong oleh investor asal Asia. Investor Amerika Serikat (AS) dan Eropa masing-masing menyerap 39% dan 19% dari obligasi Berau.
Karena nilai emisi obligasi Berau lebih rendah daripada target awal, kebutuhan capex perusahaan itu belum seluruhnya tertutupi. Rosan masih enggan mengungkapkan opsi pendanaan macam apa yang akan dipilih Recapital untuk menutup kebutuhan Berau. "Saya belum bisa komentar," kilah dia.
Recapital menargetkan produksi batubara Berau sepanjang tahun 2010 sebanyak 17,9 juta ton, atau naik 23,45% daripada produksi di 2009, yaitu 14,5 juta ton. Tahun depan, produksi Berau akan dikerek naik menjadi 21 juta ton.
Belum stabil
Angky Hendra, Manajer Investasi PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen berpendapat, nilai emisi obligasi Berau berkurang karena pasar keuangan belum bagus. "Ekonomi global masih belum stabil," ujar Angky (11/7).
Ia menambahkan, bunga yang diminta pembeli obligasi sangat tergantung dari peringkat perusahaan yang menerbitkan obligasi itu.
Angky menduga, selain mencari opsi pendanaan lain, Berau juga akan mengurangi anggarannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News