Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tekstil dan garmen terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex membukukan pendapatan US$ 608,23 juta pada semester 1-2020.
Perolehan ini lebih rendah 3,83% dibanding pendapatan periode sama tahun 2019 yang sebesar US$ 632,44 juta.
Merujuk laporan keuangan SRIL per Juni 2020 dan per Maret 2020, penurunan pendapatan lebih besar terjadi pada periode April-Juni. Pasalnya, total pendapatan Sritex pada triwulan kedua tahun ini turun 7,6% year on year (yoy), dari US$ 315,56 juta menjadi US$ 291,62 juta.
Baca Juga: Banjir impor tekstil kembali membayangi industri dalam negeri
Sementara itu, pendapatan Sritex pada triwulan pertama 2020 hanya terkoreksi 0,07% yoy, dari US$ 316,85 juta menjadi US$ 316,62 juta.
Penurunan pendapatan pada kuartal II-2020 ini disebabkan oleh penjualan di pasar ekspor yang merosot hingga 23,08% yoy menjadi US$ 143,51 juta dari sebelumnya US$ 186,58 juta.
Ini berbeda jauh dengan penjualan ekspor SRIL pada kuartal I-2020 yang hanya terkoreksi 1,04% yoy. Alhasil, secara kumulatif, penjualan ekspor SRIL sepanjang semester 1-2020 turun 11,93% yoy, dari US$ 377,7 juta menjadi US$ 332,65 juta.
Berdasarkan segmen regionalnya, penurunan penjualan ekspor Sritex sepanjang paruh pertama 2020 paling besar terjadi di wilayah Asia, yakni 14,31% yoy menjadi US$ 195,72 juta.
Baca Juga: Jangan ketinggalan! Hari ini jadwal cum dividen saham ROTI dan SRIL
Disusul Uni Emirat Arab dan Afrika yang terkoreksi 11,53% yoy menjadi US$ 34,95 juta, Eropa -10,17% yoy menjadi US$ 51,58 juta, dan Amerika Serikat -3,92% yoy menjadi US$ 49,34 juta. Sementara itu, ekspor ke Australia masih tumbuh 4,53% secara tahunan menjadi US$ 1,05 juta.
Meskipun begitu, penurunan penjualan ekspor ini masih dapat tertolong oleh penjualan SRIL di dalam negeri. Pasalnya, penjualan lokal Sritex pada periode April-Juni 2020 justru meningkat 14,8% yoy, dari US$ 129,02 juta menjadi US$ 148,11 juta. Padahal, pada kuartal I-2020, penjualan domestik hanya tumbuh 1,39% yoy menjadi US$ 127,48 juta.
Alhasil, secara kumulatif, penjualan lokal SRIL pada semester 1-2020 naik 8,18% yoy menjadi US$ 275,59 juta dari sebelumnya US$ 254,75 juta. Penjualan divisi kain jadi dan pakaian jadi menjadi pendorong kenaikan ini, sebab masing-masingnya meningkat 5,29% dan 36,8% secara tahunan.
Penurunan penjualan juga diiringi oleh terkoreksinya bottom line Sritex. Sepanjang paruh pertama tahun ini, laba bersih Sritex turun 7,98% yoy, dari US$ 54,16 juta menjadi US$ 49,84 juta. Lagi-lagi, penurunan ini lebih banyak disumbang oleh kinerja yang lebih rendah pada triwulan kedua 2020. Pasalnya, pada Januari-Maret laba bersih SRIL masih tumbuh +0,62% yoy tetapi tercatat -17,21% yoy pada periode April-Juni.
Penjualan produk terkait Covid-19
Meski pendapatan mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun manajemen Sritex menilai bahwa kinerja masih terjaga. Mengingat, dampak ekonomi semasa pandemi Covid-19 cukup signifikan terjadi pada kuartal kedua tahun ini di lintas sektor.
Ini juga berkat upaya Sritex dalam beradaptasi dan meraih peluang bisnis di tengah pandemi. Sebagaimana diketahui, sejak Covid-19 merebak di negara lain dan Indonesia, SRIL menggarap lini bisnis baru, yakni penjualan produk Alat Pelindung Diri (APD) seperti baju APD dan masker non-medis.
Sekretaris Perusahaan, Sri Rejeki Isman, Welly Salam memperkirakan, permintaan produk ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun secara domestik dan ditopang oleh ekspor. Pasalnya, perkembangan penularan Covid-19 masih tinggi dan Indonesia memiliki jumlah populasi penduduk yang besar.
Baca Juga: Bursa saham masih banjir dividen! Cek cum dividen 8 emiten sepekan ke depan
"Produksi yang dimulai sejak akhir kuartal I-2020 ini berpotensi mencatat penjualan sebesar US$ 100-130 juta sepanjang tahun ini," ungkap Welly dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/7).
Hingga Juni 2020, penjualan produk-produk baru terkait Covid-19 dari Sritex berkontribusi sekitar 9% dari total penjualan. "Ke depannya, SRIL masih akan terus mengembangkan produk-produk baru terkait Covid-19 seperti safety fashion, breathable face mask, dan lain-lain," kata Welly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News