Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Kinerja Siloam (SILO) akan tumbuh positif di saat pandemi covid-19, ini alasannya
“Ke depannya, Siloam akan fokus pada peningkatan kualitas layanan kesehatan dan profitabilitas rumah sakit,” ujar Caroline dalam keterangannya, Selasa (2/6).
Dia menambahkan, Siloam memiliki arus kas yang kuat selama 2019. Arus kas operasi meningkat 220% menjadi Rp652miliar, sementara Arus kas bebas tercatat positif Rp184 miliar dibandingkan negatif Rp595 miliar di 2018.
Total uang tunai pada Desember 2019 menjadi Rp314 miliar, meningkat 45% dibandingkan dengan tahun lalu Rp216milyar. Siloam memiliki neraca keuangan yang kuat dengan rasio utang terhadap EBITDA yang rendah sebesar 0,27.
“Posisi kas yang kuat memberikan landasan operasional yang kokoh untuk Siloam,” tegas Caroline.
Strategi Siloam sebelum 2019 adalah untuk tumbuh dalam hal jangkauan dan skala dengan membangun jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Layani pasien corona, Siloam (SILO) tambah 1.000 tempat tidur
Setelah tujuan tersebut tercapai pada tahun 2019, manajemen mengubah strateginya menjadi konsolidasi dan meningkatkan monetisasi aset dengan membangun pusat keunggulan yang kuat di setiap rumah sakit.
Capaian positif SILO di tahun 2019 sejalan dengan fokus manajemen untuk memusatkan perhatian pada monetisasi aset yang ada dan ekspansi selektif.
“Manajemen telah meletakkan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan. SILO akan terus menerapkan tindakan untuk mengatasi tantangan di tengah COVID-19,” ujar Caroline.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News