Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) membukukan kinerja yang positif sepanjang semester I 2021.
Emiten berkode PRDA itu mampu membukukan laba tahun berjalan Rp 301,02 miliar di semester I 2021. Adapun pada periode yang sama tahun lalu, PRDA menanggung rugi tahun berjalan hingga Rp 12,09 miliar.
Perbaikan dari sisi bottom line itu tidak terlepas dari pendapatan bersih PRDA yang terkerek signifikan 88,40% year on year (yoy) menjadi Rp 1,23 triliun. Sebelumnya, PRDA mengantongi pendapatan Rp 657,29 miliar.
Manajemen PT Prodia Widyahusada Tbk menjelaskan, pada semester I 2021 perusahaan telah melayani lebih dari 8 juta pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari tes genomik, tes rutin, tes Covid-19, dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Baca Juga: Layani 8 juta pemeriksaan, Prodia (PRDA) raih pendapatan Rp 1,2 triliun di Semester I
Pendapatan tes esoterik juga mengalami pertumbuhan 214,9% menjadi sebesar Rp 485,01 miliar. Kenaikan ini seiiring dengan meningkatnya jumlah permintaan tes esoterik pada semester I 2021 menjadi sekitar 1 juta tes.
Mengutip dari laporan keuangannya, segmen laboratorium masih berkontribusi paling tinggi hingga Rp 1,15 triliun atau setara 92,91% dari total pendapatan. Adapun pendapatan dari laboratorium itu juga meningkat drastis 91,20% yoy dari Rp 601,72 miliar.
Untuk segmen non-laboratorium dan klinik, keduanya kompak mengalami pertumbuhan 61,55% yoy. Di semester I 2021, pendapatan non-laboratorium berkontribusi hingga Rp 93,37 miliar. Sementara pendapatan klinik tercatat Rp 10,1 miliar.
Jika dilihat dari jenis pelanggannya, pelanggan individu mengalami pertumbuhan 101,58% yoy menjadi Rp 429,98 miliar. Capaian ini menjadikan pelanggan individu berkontribusi paling tinggi dibandin jenis pelanggan lainnya.
Sementara itu, jenis pelanggan referensi dokter dan referensi pihak ketiga juga mengalami kenaikan masing-masing 89,87% yoy dan 65,90% yoy. Pelanggan referensi dokter berkontribusi hingga Rp 414,48 miliar, sedangngkan pendapatan dari referensi pihak ketiga tercatat Rp 267,47 miliar.
Adapun klien korporasi juga mengalami pertumbuhan menjadi Rp 126,41 miliar atau naik 96,15% yoy. Sebelumnya, klien ini berkontribusi Rp 64,44 miliar saja.
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk Prodia Dewi Muliaty mengungkapkan, pencapaian sejauh ini mencerminkan upaya Prodia dalam mengantisipasi ketidakpastian pasar secara internal maupun dalam merespon kebutuhan pelanggan.
"Saat ini, kami memiliki posisi keuangan yang kuat dan terus berupaya untuk menghasilkan pendapatan dan laba yang solid sehingga kami dapat terus memberikan imbal hasil yang tinggi bagi pemegang saham dan nilai tambah berkelanjutan bagi pemangku kepentingan kami,” jelas Dewi dalam keterangan resminya, Rabu (4/8).
Lebih lanjut dijelaskan, margin laba bersih dan margin EBITDA masing-masing mengalami peningkatan menjadi sebesar 24,3% dan 35,9%. PRDA berhasil membukukan rasio lancar sebesar 663,1% dan rasio cepat sebesar 638,4%. Rasio keuangan ini juga mencerminkan neraca Prodia yang juga semakin menguat.
Sekadar informasi, PRDA memiliki aset hingga Rp 2,39 triliun di akhir Juni 2021. Jumlah ini meningkat dibandingkan akhir tahun lalu yang tercatat Rp 2,32 triliun. Adapun total liabilitasnya juga naik 4,32% menjadi Rp 462,93 miliar dan total ekuitasnya terkerek 7,86% mejadi Rp 1,92 trilun.
Dari sisi arus kas, PRDA dapat mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi dalam posisi surplus di semester I 2021 menjadi sebesar Rp 378,20 miliar atau meningkat sebesar 188,98% yoy.
Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini terutamanya dipicu oleh penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp 1,2 triliun. Dengan tingkat posisi kas dan setara kas sebesar Rp 473,29 miliar, PRDA memiliki posisi keuangan yang solid untuk mendukung kesinambungan operasi dan pengembangan bisnis.
Prodia menjadi salah satu dari 742 laboratorium yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan sehingga hasil pemeriksaan swab PCR dan Antigen Prodia dapat digunakan sebagai syarat penerbangan.
Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) hadirkan tes pemeriksaan leukemia phenotyping
Sebelumnya, Prodia telah melucurkan pemeriksaan Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif (Spike-RBD) untuk mengukur titer antibodi terhadap virus Covid-19 yang pada umumnya diperiksa setelah vaksinasi.
Paket pemeriksaan lainnya yang diluncurkan Prodia adalah panel Pra-Vaksinasi Covid-19 Basic, Medium, Complete, yang berfungsi untuk memastikan kondisi kesehatan calon penerima vaksin Covid-19 terutama yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Selain itu, panel Covid-19 Recovery Basic, Recovery Medium dan Recovery Complete, untuk para penyintas Covid-19 sehingga dapat memantau kondisi kesehatan tubuhnya setelah sembuh dari Covid-19.
Dalam rangka mendukung pemerintah dalam memperbesar cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Prodia telah menyiapkan 56 cabang berizin klinik untuk melakukan layanan vaksinasi gotong royong.
“Kami siap bermitra dengan badan usaha baik swasta maupun BUMN untuk layanan vaksinasi gotong royong di fasilitas layanan kesehatan Prodia. Melalui program vaksinasi gotong royong, kami berharap dapat turut berkontribusi dalam upaya percepatan terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity di Indonesia," imbuh Dewi.
Selanjutnya: Transaksi Hasanah Card milik BSI pada healthtech meningkat 320% per Juni 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News