kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan dan laba turun, ini rekomendasi saham poultry


Jumat, 30 Oktober 2020 / 21:30 WIB
Pendapatan dan laba turun, ini rekomendasi saham poultry
ILUSTRASI. Pelemahan daya beli masih menjadi penekan kinerja emiten poultry hingga akhir September 2020.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten poultry telah mengumumkan capaian kinerja kuartal III-2020. Pertama, ada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang mengantongi pendapatan sebesar Rp 24,93 triliun pada kuartal III-2020.

Pendapatan ini menyusut 8,27% dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 27,18 triliun. Laba bersih JPFA ambles 75,34% menjadi Rp 257,19 miliar dari Rp 1,04 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kedua, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) membukukan laba bersih sebesar Rp 2,28 triliun pada kuartal III-2020 atau turun 10,94% dari laba bersih Rp 2,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu. CPIN memperoleh penjualan sebesar Rp 43,28 triliun atau hanya susut 1,38% dari periode yang sama tahun lalu Rp 43,89 triliun.

Michael Filbery, Analis Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, kinerja emiten-emiten poultry ini sudah sesuai dengan estimasi yakni masih tertekan per sembilan bulan pertama 2020. Hal ini didorong oleh masih lemahnya daya beli masyarakat atas produk-produk poultry, khususnya broiler selama pandemi Covid-19 dan bulan Suro yang jatuh dikuartal III-2020.

Baca Juga: Pendapatan Japfa Comfeed (JPFA) turun 8,27% hingga kuartal III-2020

“Hal tersebut mempengaruhi harga rata-rata livebird di pasar sepanjang kuartal III sekitar Rp 15.400, lebih rendah ketimbang di kuartal II yang masih di sekitar level Rp 17.000,” kata Michael kepada Kontan.co.id, Jumat (30/10).

Secara keseluruhan, dia mengestimasi penjualan JPFA di tahun ini akan lebih rendah 10% yoy, sedangkan untuk penjualan CPIN diprediksi hingga akhir tahun dapat menyentuh level Rp 57 triliun atau 2,7% lebih rendah ketimbang penjualan sepanjang tahun lalu.

Nah, adapun beberapa sentiment positif untuk sektor pakan ternak ke depannya meliputi relaksasi PSBB yang dapat meningkatkan arus aktivitas masyarakat untuk berbelanja khususnya di pasar basah.

Selain itu, Michael menilai harga broiler dapat lebih stabil di kuartal IV setelah adanya mandatori penyerapan live-bird oleh para integrator di kuartal-III kemarin. Namun, sambungnya, pemulihan ini tidak berbentuk V-shape karena daya beli masih lemah akibat Covid-19.

Baca Juga: Membandingkan kinerja emiten poultry CPIN dan JPFA di kuartal III 2020




TERBARU

[X]
×