kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan dan laba turun, ini rekomendasi saham poultry


Jumat, 30 Oktober 2020 / 21:30 WIB
Pendapatan dan laba turun, ini rekomendasi saham poultry
ILUSTRASI. Pelemahan daya beli masih menjadi penekan kinerja emiten poultry hingga akhir September 2020.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Berkaca dari pengalaman anjloknya harga broiler saat bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, pemerintah pun kembali menginstruksikan para pemain di industri poultry untuk melanjutkan parent stocks (PS) cutting dan cutting hatching eggs (HE) sebanyak 12,09 juta telur per hari untuk periode 19 Oktober hingga 21 November 2020 mendatang.

Hal ini merupakan upaya untuk mencegah terjadinya oversupply menjelang momen liburan di akhir bulan Oktober. Michael menuturkan, dengan berlanjutnya penyesuaian suplai di pasar, harga livebird sudah lebih stabil di akhir bulan Okober ini.

Berdasarkan data dari Pinsar, realisasi harga livebird di area Jawa Barat sudah di level Rp 17.000–Rp 18.000. Ke depan, dia memprediksi penjualan akan kembali tumbuh di tahun 2021 dengan asumsi vaksin Covid-19 sudah didistribusikan dan aktivitas ekonomi yang kembali normal akan berbanding lurus dengan permintaan terhadap produk-produk poultry.

Sementara itu, harga soybean berpotensi meningkat seiring permintaan terhadap soybean yang meningkat di China karena aktivitas perekonomian yang sudah berjalan ini bisa menjadi sentimen negatif untuk industri pakan ternak. Menurut dia, peningkatan harga soybean dapat berpengaruh terhadap biaya untuk pembelian soybean meal. “Namun risiko tersebut masih dapat diminimalisir oleh para integrator melalui manajemen bahan baku dengan adanya silo,” tambah Michael.

Baca Juga: Charoen Pokhand (CPIN) kantongi laba bersih Rp 2,28 triliun pada Kuartal III-2020

Michael masih menjagokan saham JPFA sebagai pilihan dari sektor poultry. Ia menerangkan, emiten ini kembali mencatatkan operating margin segmen pakan ternak sebesar 14%, relatif lebih tinggi dibandingkan beberapa kompetitor.

Lebih lanjut Michael bilang, pencapaian tersebut didukung oleh efisiensi dan kapabilitas JPFA dalam mengamankan pasokan bahan baku produksi pakan ternak dengan tersedianya kapasitas silo yang memadai.

Michael memberikan rekomendasi buy saham JPFA dengan target harga di level Rp 1.200 hingga akhir tahun ini. Target tersebut merefleksikan target penjualan JPFA hingga akhir tahun mencapai Rp 32,8 triliun dan laba operasional sekitar Rp 1,15 triliun.

Selain JPFA, ia juga merekomendasikan buy MAIN dengan target harga Rp 760, dengan asumsi pendapatan MAIN yang berpotensi terkoreksi 31% yoy ke level Rp 5,1 triliun. Sedangkan ia menyarankan hold saham CPIN karena valuasinya sudah mahal dibandingkan saham dari sektor poultry lainnya.

Baca Juga: Kinerja loyo, laba bersih Japfa Comfeed (JPFA) anjlok 75,34% hingga kuartal III-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×