Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan bersih PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menurun sepanjang tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi pada Senin (8/6), emiten ini mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 1,66 triliun atau 21,69% lebih kecil dari pendapatan Rp 2,12 triliun pada tahun 2018.
Baca Juga: Sudah kangen nonton bioskop, kesini saja!
Pendapatan dari Penjualan Rumah Hunian dan Apartemen menyumbang Rp 825,13 miliar, Penjualan Tanah Industri berkontribusi Rp 366,89 miliar, Pendapatan Pengelolaan Kota sebesar Rp 338,63 miliar, Penjualan Lahan Komersial dan Rumah Toko senilai Rp 134,50 miliar, dan pendapatan sewa sebesar Rp 29,63 miliar.
Selain itu, beban pokok pendapatan juga melesat menjadi Rp 1,01 triliun pada tahun 2019, ketimbang beban pokok pendapatan RP 869,94 miliar pada tahun 2018.
Alhasil, laba kotor Lippo Cikarang terpangkas 48,60% menjadi Rp 644,68 miliar dari laba kotor Rp 1,25 triliun pada tahun 2018. Dari pos penghasilan lainnya juga hanya tercatat Rp 28,20 miliar padahal pada 2018 tercatat Rp 763,09 miliar.
Baca Juga: IHSG berpeluang menguat, saham berikut jadi pilihan Binaartha
Lippo Cikarang memperoleh laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar Rp 310,91 miliar atau anjlok 84,15% ketimbang laba bersih pada tahun sebelumnya yang tercatat Rp 1,95 triliun.
Pada akhir Desember 2019, jumlah aset LPCK juga tumbuh 32,4% menjadi Rp 12,22 triliun, pada akir 2018 jumlah aset perusahaan ini sebesar Rp 9,22 triliun.
Sie Subiyanto, Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk mengatakan, kenaikan jumlah aset sebesar 32,4% pada tahun 2019 ini disebabkan oleh investasi pada entitas asosiasi pada dana investasi infrastruktur bertambah sebesar Rp 3,29 triliun.
Baca Juga: Kinerja AKR Corporindo (AKRA) Masih Tumbuh, Tapi Dibayangi Harga Minyak dan Corona
Adapun jumlah liabilitas pada akhir tahun lalu menurun sebesar Rp 359 miliar atau turun 21,2% ketimbang pada 31 Desember 2018 lantaran utang usaha pihak ketika menyusut sebesar Rp 158 miliar.
"Ini disebabkan oleh pelunasan utang usaha perusahaan kepada pihak ketiga. Selain itu, uang muka pelanggan menurun sebesar Rp 304 miliar karena pengakuan pendapatan pada tahun berjalan," ujarnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kontan pada Senin (8/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News