Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi domestik berlakangan ini dikejutkan oleh penerbitan suplai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk yang lebih tinggi dari target indikatif. Jumlah penawaran yang masuk dalam lelang sukuk pada Selasa (12/9) naik tajam menjadi Rp 31,3 triliun.
Jumlah tersebut meningkat dari lelang tanggal 29 Agustus 2023 yang sebesar Rp 21,3 triliun. Kementerian Keuangan juga menambah jumlah penerbitan sukuk baru sebesar 50% menjadi Rp 9 triliun dari sebelumnya Rp 6 triliun.
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, penambahan suplai ini didorong oleh outlook pasar obligasi yang tidak sebaik sebelumnya. Yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun (10Y) mempunyai peluang yang kecil untuk turun ke bawah 6,2% hingga akhir tahun 2023.
Baca Juga: Terbit Besok, Perbankan Bersiap Menjual SRBI kepada Nasabah Lewat Pasar Sekunder
Terlebih lagi, terjadi pelemahan pasar selama satu sampai dua minggu terakhir.
"Alhasil, pemerintah berencana memanfaatkan kesempatan ini untuk menambah suplai. Apalagi ada kebutuhan mendesak menambah PNM demi menolong BUMN-BUMN yang terjerat gagal bayar utang," tutur Lionel saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/9).
Di sisi lain, permintaan obligasi pemerintah Indonesia diprediksi tetap tinggi setidaknya sama seperti tahun lalu. Hal ini terbukti dari jumlah penawaran yang masuk sampai lelang SBSN terakhir.
Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula menilai, kenaikan penawaran pada lelang SBSN terbaru seiring dengan imbal hasil yang menarik. Yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun sudah di atas 6,5%.
Terlebih lagi, ada ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed kemungkinan akan menahan suku bunga di FOMC September 2023. Hal ini memberi sentimen positif untuk pasar obligasi.
"Selama kondisi global kondusif, ekspektasi suku bunga The Fed sudah mencapai puncaknya maka pasar obligasi akan kembali supportif," kata Ezra.
Ia memperkirakan, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun dapat kembali ke 6%-6,25% di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News