Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Investor masih meminati surat utang negara (SUN). Lihat saja, lelang SUN kelima di awal tahun ini laris manis.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, penawaran yang masuk pada lelang SUN, Selasa (31/1) sebesar Rp 49,4 triliun. Padahal, pemerintah hanya mematok target indikatif sebesar Rp 15 triliun. Artinya, permintaan mencapai tiga kali lipat.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menilai, hasil lelang kali ini bagus, dikarenakan total penawaran masih solid. Pemerintah bisa mengoptimalkan dengan menerbitkan SUN sebesar Rp 22 triliun, yang terbesar sepanjang sejarah.
“Hal ini tentunya sejalan dengan strategi front loading pemerintah, secara umum rata-rata yield yang dimenangkan pemerintah juga masih sesuai dengan proyeksi fair yield kami,” ujarnya.
SUN yang paling laris kali ini ialah SPN03170501 bertenor tiga bulan. Menurut Handy, investor banyak memburu seri ini karena ketidakpastian yang masih melanda di pasar global.
“Memang tahun ini uncertainty masih tinggi terutama dari global, sebagian investor menjadi lebih konservatif dengan mereduksi durasinya, namun jika dilihat demand tenor selain SPN juga cukup bagus terutama untuk yang bertenor 10 tahun,” ujarnya.
Menurut Handy, pemerintah tentu memperhitungkan cost of fund selama yang pendek masih murah dan risiko refinancing masih relatif terbatas, maka penerbitan SUN lebih banyak bisa berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News