Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Senada, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto juga mengamini asing memang hanya menunggu momentum. Apalagi, kondisi pandemi Covid-19 yang dianggap sebagai risiko dalam pemulihan ekonomi Indonesia dalam dua minggu terakhir sudah membaik, khususnya di Jakarta.
“Jika diperhatikan, walaupun memang ada outflow, tapi ketika ada sentimen perang dagang AS-China, lalu adanya pandemi, nyatanya masih ada dana asing sebesar Rp 900 triliun lebih yang tetap ada di Indonesia. Ini mengindikasikan secara jangka panjang investor asing yakin terhadap prospek SBN, jadi ke depan akan mulai terlihat aliran dana investor asing bertambah,” ujar Ramdhan.
Terkait seri FR0091 menjadi incaran utama para peserta lelang SBN hari ini, Ramdhan menyebut seri tersebut jadi incaran karena akan menjadi seri benchmark pada tahun depan. Seri benchmark akan memiliki likuiditas yang tinggi, sehingga wajar menjadi incaran para peserta.
Adapun, seri FR0091 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2032 mendapatkan nilai penawaran mencapai Rp 45,17 triliun. Pemerintah memutuskan hanya menyerap Rp 5,05 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 5,99%.
Baca Juga: Posisi utang naik, ini 4 jurus yang dilakukan pemerintah menjaga target risiko
Namun, Ramdhan bilang, yang menarik adalah juga tingginya minat investor terhadap seri FR0092 yang jatuh tempo pada 15 April 2042 mendatang. Jumlah penawaran yang masuk pada seri ini mencapai Rp 33,98 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 7,35 triliun atau paling banyak dibanding seri lain, dengan yield rata-rata yang dimenangkan 6,75%.
Menurut Ramdhan, keputusan pemerintah lebih banyak memenangkan seri FR0092 merupakan langkah reprofiling utang. Hanya saja, tingginya minat pada seri ini tidak terlepas dari tumbuhnya industri asuransi selama pandemi. Alhasil, dana asuransi ditempatkan di seri menengah panjang untuk mengoptimalkan yield sekaligus memiliki tingkat risiko volatilitas yang rendah.
Sementara Dimas juga tak menampik adanya pertumbuhan dari kelompok dana asuransi, namun, ia juga melihat seri FR0092 merupakan salah satu seri yang memiliki penurunan yield paling tinggi di pasar sekunder.
“Selain itu, disinyalir, seri ini juga jadi yang paling diminati investor ritel karena seri FR0092 diperkirakan bisa memiliki average yield yang relatif rendah terhadap tenor lainnya, seperti seri FR0088 dan FR0089 yang juga jadi incaran investor ritel,” tutup Dimas.
Baca Juga: CDS Indonesia turun ke level terendah sejak Februari 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News