Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun sedang berada pada tren penurunan. CDS merupakan angka persepsi risiko berinvestasi di suatu negara. Semakin kecil CDS, risiko berinvestasi negara tersebut dianggap rendah.
Saat ini, CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 71,10. Angka tersebut merupakan angka terendah sejak Februari 2021.
Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia Fayadri melihat, penurunan level CDS saat ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan minat investor terhadap instrumen investasi di Indonesia. Menurut dia, minat investor terangkat adanya penurunan kasus Covid-19 dalam negeri yang diikuti juga dengan turunnya level PPKM yang diterapkan pemerintah sejak 24 Agustus 2021.
Dia juga melihat hasil simposium Jackson Hole akhir pekan lalu juga berdampak positif. Pasar melihat gambaran yang jelas arah kebijakan Federal Reserve terkait tapering dan kenaikan suku bunga.
Baca Juga: Penguatan rupiah terbantu aliran dana yang masuk ke pasar obligasi
“Simposium Jackson Hole telah memberikan tambahan sentimen positif terhadap pasar surat hutang domestik setelah minggu lalu mendapatkan sentimen positif dari kesepakatan burden sharing antara BI dan Kementerian Keuangan,” kata Fayadri kepada Kontan.co.id, Senin (30/8).
Beberapa kejadian ini yang membuat CDS Indonesia kembali turun. Investor pun agresif dalam membeli surat utang, terutama surat utang negara (SUN).
Fayadri menambahkan bahwa saat ini masih belum ada sentimen lain yang dapat memberikan dampak terhadap pergerakan CDS Indonesia. “Fokus utama investor terhadap Indonesia saat ini masih seputaran penanganan Covid-19,” ujar dia.
Fayadri menaksir, saat ini masih ada potensi penurunan CDS Indonesia. Ini terjadi terutama bila angka kasus Covid-19 di dalam negeri turun dan diikuti kembali dengan penurunan level PPKM.
Baca Juga: Burden Sharing akan Menjaga Harga Obligasi di Pasar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News