Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (27/9) berpeluang meraup penawaran lebih dari Rp 20 triliun.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, ada empat seri obligasi pemerintah yang bakal ditawarkan pekan depan.
Seri pertama yakni SPN12170608 dengan imbalan diskonto yang akan kedaluwarsa pada 8 Juni 2017. Lalu FR0061 dengan imbalan 7% yang bakal jatuh tempo pada 15 Mei 2022.
Kemudian FR0059 dengan imbalan 7% yang tenggat waktunya 15 Mei 2027. Serta FR0072 dengan imbalan 8,25% yang akan kedaluwarsa pada 15 Mei 2036.
Lelang pada Selasa (27/9) tersebut akan berlangsung mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Setelmen bakal dihelat pada 29 September 2016.
Pemerintah mematok target indikatif Rp 12 triliun dengan target maksimal Rp 18 triliun. Dana hasil lelang ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Sekadar informasi, pada lelang SUN dua pekan sebelumnya Selasa (13/9), pemerintah menyerap dana Rp 12 triliun dari total penawaran Rp 16,52 triliun.
Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management menduga, lelang SUN pekan depan akan menghimpun penawaran minimal Rp 20 triliun. Tingginya minat investor untuk mengoleksi SUN dari pasar perdana dipicu oleh beberapa faktor.
Pertama, ada dua SUN calon seri acuan (benchmark) tahun 2017 yang bakal ditawarkan pemerintah, yaitu FR0061 dan FR0059. Kedua efek tersebut digadang-gadang akan menggantikan SUN benchmark tahun ini yakni FR0053 dan FR0056.
Kedua, keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 0,25% - 0,5% pada pertemuan 20 September 2016 - 21 September 2016. Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed pun kembali memudar.
Investor meramal, besar peluang Negeri Paman Sam bakal mengerek suku bunga acuannya pada pertemuan Desember 2016. Walhasil, nilai tukar rupiah pun kembali unjuk gigi di hadapan dollar AS.
Ketiga, langkah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga BI 7 day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 5% pada Kamis (22/9). Pelonggaran kebijakan moneter ini berpotensi menopang harga SUN.
Tren penurunan suku bunga domestik diduga akan berlanjut di waktu mendatang akibat terkendalinya inflasi dalam negeri.
Keempat, sebagian perusahaan asuransi disinyalir akan berburu SUN melalui lelang pekan depan. Anil menjelaskan, dengan penurunan suku bunga BI, beberapa perusahaan asuransi mengalami mismatch antara aset dan utangnya. "Dari informasi yang saya peroleh, banyak perusahaan asuransi yang durasi asetnya di bawah target. Penurunan BI rate menimbulkan under funded sehingga mereka akan menambahnya melalui lelang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News