CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Lelang sepi, harga SUN berpotensi koreksi


Rabu, 14 September 2016 / 11:17 WIB
Lelang sepi, harga SUN berpotensi koreksi


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kurang ramainya lelang obligasi pemerintah pada Selasa (13/9) menekan pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN).

Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Selasa (13/9), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price mengecil 0,28% dibandingkan hari sebelumnya ke level 116,94.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menuturkan, pada awal perdagangan kemarin, harga obligasi negara cenderung fluktuatif jelang pelaksanaan lelang penjualan SUN.
"Perubahan harga juga relatif terbatas," imbuhnya.

Namun, harga obligasi pemerintah mulai merosot setelah investor melepaskan kepemilikan SUN. Ini merupakan imbas dari masuknya jumlah penawaran lelang SUN yang cukup mini.

Pada lelang SUN Selasa (13/9), total penawaran mencapai Rp 16,52 triliun, lebih rendah dari penawaran lelang SUN sebelumnya yang tercatat Rp 22,11 triliun.

Maklum, kondisi pasar keuangan domestik memang bergejolak sejak akhir pekan lalu. Walhasil, minat investor dalam mengikuti lelang pun menyusut. Dari total penawaran tersebut, pemerintah memenangkan lelang SUN sesuai target indikatif Rp 12 triliun dari empat seri.

"Meningkatnya persepsi risiko yang tercermin pada kenaikan angka credit default swap (CDS) juga menjadi faktor timbulnya koreksi harga SUN. Meskipun di saat yang sama, nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS)," jelasnya.

Di pasar spot, Selasa (13/9) nilai tukar rupiah terangkat 0,51% di level Rp 13.168 per dollar AS dibanding hari sebelumnya.

Berpotensi merosot

Made memproyeksikan, harga SUN pada perdagangan hari ini berpotensi melanjutkan koreksi di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global.

Made memaparkan, pada perdagangan kemarin, imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun menanjak dari posisi 1,66% menjadi 1,72%. Investor masih menantikan hasil pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) pada 20 September 2016 - 21 September 2016.

"Kenaikan imbal hasil juga didapati pada surat utang Jerman (Bund) dengan tenor sama, ditutup pada level 0,073% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,037%," terangnya.

Selain pergerakan imbal hasil surat utang global, Made menduga, penurunan harga SUN hari ini juga akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).
"Diperkirakan rupiah akan kembali tertekan seiring penguatan dollar AS terhadap mata uang global. Koreksi juga terjadi di pasar keuangan dunia," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×