Reporter: Teddy Gumilar | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Nama Muhammad Azhari ternyata cukup dikenal di Langsa, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Maklum, pemilik Raihan Jewellery itu ternyata sempat menjadi Ketua BPC HIPMI (Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Kota Langsa.
Informasi ini dibenarkan oleh Ketua HIPMI Aceh Fariz Reza Firmandez. Cuma ia mengaku tidak mengenal dekat sosok dari Azhari. "Iya, benar. Dia pernah jadi Ketua HIPMI Langsa," ujar Fariz.
Ketua BPC HIPMI Langsa Hady Maulanza juga membenarkan informasi itu. Hady bilang, ia menggantikan Azhari tahun 2011. Namun proses pergantian masih wajar-wajar saja, karena masa kerja Azhari sudah berakhir.
"Saya tidak kenal dekat. Cuma kebetulan menggantikan posisi Bang Ari (Panggilan akrab Muhammad Azhari) di HIPMI Langsa," kata Hady. Namun seorang pengusaha lain di Langsa, sebut saja Ahmad bertutur, Azhari cukup agresif memanfaatkan statusnya sebagai Ketua HIPMI.
"Di setiap tempat usahanya, selalu dipasang plang nama HIPMI. Tapi begitu sudah tidak jadi ketua, plangnya sudah dicopot," ujarnya. Ahmad menuturkan, Azhari yang akrab disapa Ari itu merintis bisnisnya dari bawah.
Ia dulu sempat berdagang burger kaki lima, hingga sampai memiliki becak motor. "Dulu Ari juga sempat ikut BMA," ujar pengusaha ini. Sebagai informasi, BMA atau Banyumas Mulia Abadi merupakan money game yang berkedok penjualan celana jins dan kaos. BMA pernah beroperasi di Medan, Aceh, Jakarta, Bandung, hingga Surabaya.
Belakangan bisnisnya mekar hingga membuka Raihan Jewellery, kontraktor, swalayan Raihan di Langsa, Studio foto Lensa 10 di Medan, dan menjadi pemilik BPRS Ar Raihan di Langsa.
Terbaru, Azhari juga mendirikan PT Raihan Bumi Mandiri Energi yang berbisnis transportasi batubara, khususnya pelabuhan batubara di Palembang. Perusahaan ini disebut sebagai salah satu tempat dana nasabah Raihan Jewellery diputar.
Berdasarkan data di sistem administrasi badan hukum (sisminbakum), Raihan Bumi baru berdiri tahun 2012. Lewat komunikasi pesan singkat, KONTAN sudah menawarkan waktu dan kesempatan kepada Muhammad Azhari untuk mengkonfirmasi pemberitaan mengenai Raihan Jewellery.
Namun sampai berita ini diturunkan, Azhari belum merespons tawaran tersebut. SMS terakhir dari Azhari hanya menanyakan soal keberadaan KONTAN. "Bapak sekarang dimana, Jakarta apa Surabaya?" tanyanya.
Perlu diketahui, Raihan Jewellery sebelumnya sudah dilaporkan oleh nasabahnya ke Polda Jawa Timur. Nasabah tersebut melaporkan adanya kasus penipuan di Raihan Jewellery. Nasabah tersebut sebelumnya kepincut dengan tawaran skema investasi emas yang sudah ditawarkan raihan Jewellery sejak tahun 2010.
Namun, sejak awal Januari 2013, perusahaan ini berhenti membayar bonus kepada ribuan nasabahnya. Kondisi tersebut membuat panik nasabahnya. Janji untuk membeli kembali emas yang sudah dibeli investor pun tak dipenuhi. Dus, nasib ribuan nasabah yang tersebar di Aceh, Medan, Jakarta, dan Surabaya pun terkatung-katung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News