kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Tiga Negara Eropa Suntik Dana ke Fortis Group


Senin, 29 September 2008 / 19:39 WIB
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan penggunaan Pindad Ventilator Resusitator Manual (VRM) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Pindad VRM yang dirancang dan dikembangkan bersama tim ahli medis dari RSU Pindad ini merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien COVID-1


Reporter: Diade Riva Nugrahani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Efek domino krisis keuangan di Amerika Serikat (AS) mulai menyebar ke negara-negara Eropa. Setelah bangkrutnya Lehman, beberapa institusi besar AS lainnya juga ikut menyusul. Sebut saja AIG dan Washington Mutual Inc (WaMu). 

Kini, berita buruk datang dari Inggris. Menurut kabar yang beredar, Bradford & Bingley (B&B) yang merupakan bank terbesar ke delapan di Inggris, juga bakal mengalami kebangkrutan. Rencananya, pemerintah Inggris akan mengambil alih manajemen Bradford tersebut.

Seperti dikutip Bloomberg, Banco Santander SA akan menguasai sebagian aset B&B melalui Abbey National Plc in Britain. Abbey National akan membeli aset dan unit usaha B&B senilai 612 juta pound atau setara dengan US$ 1,1 juta.  Jika rumor tersebut menjadi kenyataan, itu berarti, B&B akan menjadi Bank Inggris kedua setelah Northern Rock Plc yang juga telah dinasionalkan tahun ini karena terjebak dalam  kehancuran ekonomi global dan terus merugi.

Kabar buruk tidak hanya sampai disitu saja, perusahaan keuangan terbesar Eropa, Fortis, juga harus diselamatkan Pemerintah Belgia, Belanda dan Luxemburg. Pemerintahan tiga negara ini sepakat menyuntikkan dana sebesar US$ 16.3 miliar untuk menolongnya dari krisis kredit yang menimpa Fortis.

Rencanya, Belgia akan membeli 49% saham Bank Fortis senilai 4.7 miliar euro. Sementara Belanda akan membeli 49% saham yang sama di Belanda senilai 4 miliar euro. Sedangkan Luxemburg akan menyediakan pinjaman sebesar 2,5 miliar euro dalam bentuk mandatory convertible loan untuk kepemilikan hampir separuh saham Fortis Banque Luxemburg.

Sekadar informasi, Fortis merupakan grup bank dan asuransi asal Belgia yang kemudian ikut bangkrut akibat terjebak krisis finansial oleh bangkrutnya Lehman Brothers Holdings Inc. Meski demikian, Presiden Direktur Manajer Investasi Fortis Indonesia Eko P. Pratomo menegaskan, hingga saat ini kondisi Fortis Investment masih dalam kondisi baik dengan posisi keuangan yang juga aman. "Investor tidak perlu panik karena kondisi keuangan kami baik-baik saja" kata Eko kepada KONTAN hari ini (29/9).

Eko menilai, kabar penyuntikan dana dari pemerintah Belgia, Belanda, dan Luxemburg kepada  Fortis adalah kabar yang sangat baik. "Ini merupakan kabar yang sangat baik karena pemerintah akhirnya menjadi pemegang saham Fortis," kata Eko. Hal ini bisa memberikan penegasan bagi investor bahwa situasi dan kondisi Fortis sudah mulai membaik. Dengan adanya kabar itu, maka hal itu bisa menepis semua rumor yang beredar selama ini. “Ini juga menunjukkan adanya kepastian kondisi Fortis ke depannya,” imbuhnya.

Eko menambahkan, PT Fortis sendiri masih menerima net subscription sebesar Rp 1,5 triliun sepanjang tahun 2008. Sementara nilai aktiva bersih Fortis per Agustus 2008 mencapai Rp 19,9 triliun. Eko menegaskan, Fortis Indonesia akan terus beroperasi dengan otonomi di bawah Fortis Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×