Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardoyo enggan berkomentar lebih banyak soal kisruh yang dialami Bumi Plc. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke korporasi dan Bapepam-LK. "Soal Bumi Plc, saya belum ada opini," kata Agus selepas Rapat Kerja dengan Komisi XI di Jakarta, Kamis (18/10) malam.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Ngalim Sawega menjelaskan pihaknya sampai saat ini masih menunggu kejelasan informasi baik dari Bumi Plc, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) maupun perusahaan yang terafiliasi dengan Bumi Plc.
"Kami pegang ujung, ujungnya disclosure (pengungkapan laporan keuangan). Kalau ada dampak transaksi material, kami akan disclose. Bahwa mereka menang atau kalah, senjata kami hanya itu, menunggu disclosure yang dilakukan emiten," tambah Ngalim.
Menurut Ngalim, pihaknya sebagai regulator pasar modal akan memberikan porsi yang seimbang di antara perusahaan terafiliasi Keluarga Bakrie tersebut. Hal ini juga dilakukan untuk melindungi industri dan melindungi investor. "Kami harus balance, aturan main kami, kalau belum terbukti salah, ya dilarang diperiksa," tambahnya.
Sekadar catatan, Saat ini, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dan Long Haul Holdings Limited (keduanya disebut Bakrie Group) telah mengirimkan proposal penawaran untuk menukar 23,8% saham Bumi Plc yang dimiliki dengan 10,3% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang dikuasai Bumi Plc.
Selanjutnya, sisa saham BUMI, yaitu sekitar 18,7% akan dilunasi Grup Bakrie dengan pembayaran tunai. Kemudian Bakrie dan Long Haul Holdings akan membeli kembali (buy back) 18,7% saham BUMI yang dipegang Bumi Plc.
Dengan transaksi ini, Bumi Plc tidak akan memiliki lagi saham BUMI. Begitu juga sebaliknya, Grup Bakrie tidak memiliki saham Bumi Plc. Sehingga nantinya, Bakrie akan memiliki 29,2% saham BUMI. Otomatis, pemegang saham lain seperti Nat Rothschild, Samin Tan dan Recapital tidak akan memiliki kepemilikan di saham BUMI. (Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News