Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara pada Selasa (23/2), pemerintah menyerap dana sekitar Rp 5,07 triliun. Tawaran yield dari investor yang terbilang rendah memicu pemerintah untuk mengamankan dana di atas target indikatif yang dipatok Rp 4 triliun.
Dana tersebut bakal ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Setelmen akan berlangsung pada Kamis (25/2). Dalam lelang sukuk kali ini, pemerintah meraih penawaran sebesar Rp 9,85 triliun.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, terdapat empat seri sukuk yang dimenangkan oleh pemerintah.
Pertama, SPN-S 10082016 yang diserap Rp 1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,84% dan imbalan diskonto. Jumlah penawaran yang masuk untuk instrumen tersebut mencapai Rp 3,65 triliun dengan yield terendah 5,75% dan yield tertinggi 6,75%. Seri ini akan kadaluarsa pada 10 Agustus 2016.
Kedua, PBS006 yang dimenangkan sebesar Rp 360 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 8,23% dan kupon 8,25%. Seri ini menghimpun penawaran Rp 591 miliar dengan yield terendah 8,12% dan yield tertinggi 8,5%. Tenggat waktu instrumen tersebut jatuh pada 15 September 2020.
Ketiga, PBS009 yang dimenangkan sebanyak Rp 3,52 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,97% dan kupon 7,75%. Instrumen tersebut mencetak penawaran Rp 4,42 triliun dengan yield terendah 7,65% dan yield tertinggi 8,5%. Seri ini akan jatuh tempo pada 25 Januari 2018.
Keempat, PBS012 yang diserap Rp 195 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 8,77% dan kupon 8,87%. Jumlah penawaran yang masuk untuk instrumen tersebut mencapai Rp 876 miliar dengan yield terendah 8,75% dan yield tertinggi 9,03%.Seri ini tenggat waktunya 15 November 2031.
Sementara seri PBS011 yang meraih penawaran sebesar Rp 305 miliar tidak dimenangkan oleh pemerintah. Instrumen tersebut memperoleh tawaran yield terendah 8,4% dan yield tertinggi 8,62%.
Mark Prawirodidjojo, Research Analyst Infovesta Utama berujar, investor menawarkan besaran yield yang kompetitif, terutama pada seri SPN-S 10082016 dan PBS009. Maklum, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 7% pekan lalu.
Aksi pelonggaran kebijakan moneter ini berimbas pada tren penurunan yield obligasi negara. Oleh karena itu, pemerintah pun mencuri kesempatan dengan memenangkan dana di atas target indikatif.
Kedua seri tersebut merupakan sukuk yang paling banyak dimenangkan oleh pemerintah. “Kami perkirakan jenis investor yang masuk berasal dari perbankan, dana pensiun dan asuransi,” jelasnya.
Jumlah instrumen investasi berbasis syariah memang masih terbatas di dalam negeri. Sehingga pelaku pasar cukup agresif dalam berburu sukuk negara di pasar primer.
Namun, pemerintah tidak memenangkan PBS011. Mark menilai, hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah penawaran yang masuk untuk seri ini. Apalagi tawaran yield yang diminta investor bagi PBS011 cukup tinggi. “Sehingga pemerintah memilih untuk memenangkan penawaran pada seri lain,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News