Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Agaknya, pemerintah sudah putus asa dan pasrah menghadapi melemahnya rupiah. Buktinya, pemerintah memasang target kurs rupiah Rp 11.000 per US$ dalam rencana revisi anggaran 2009. Dan ini seolah memberi sinyal buruk kepada pasar finansial.
Sebagai perbandingan, di APBN 2009 yang saat ini masih berlaku, patokan kurs pemerintah adalah Rp 9.400 per US$. Memang sudah tiga bulan kurs rupiah lebih banyak bergerak di atas Rp 11.000. Artinya, pemerintah sekarang realistis. Tapi, "Asumsi baru ini menciptakan ekspektasi negatif bagi pasar," ujar Kepala Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa.
Akibatnya, pasar finansial pun tak lagi berharap kurs rupiah akan menguat ke bawah Rp 11.000. Sebagai contoh, pada akhir Desember 2008 hingga awal Januari (6/1), kurs rupiah masih bisa berkisar antara Rp 10.800-Rp 11.000 per US$.
Kini, sulit rasanya meminta rupiah turun ke bawah Rp 11.000 lagi. Hingga pukul 21.45 WIB kemarin, rupiah masih bertengger di posisi Rp 11.200 per US$. "Asumsi ini kurang bijak dan semacam prediksi aman saja," kata Purbaya.
Sebenarnya, kurs rupiah masih berpeluang terangkat. Misalnya, jika Bank Indonesia (BI) menurunkan bunga lagi. Ini bisa memicu optimisme bergeraknya sektor riil dan naiknya harga saham di bursa. Buntutnya, ada potensi masuknya dana asing ke bursa dan kurs rupiah menguat.
Dolar AS tampaknya juga akan melemah jika program stimulus di sana berjalan. "Sebab, AS mungkin mencetak uang untuk membeli obligasi dari pasar guna membiayai program itu," jelas Purbaya.
Direktur Perencanaan Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Prijambodo menerangkan, pemerintah tak bermaksud memicu pesimisme pasar dengan mematok asumsi selemah itu. Pemerintah cuma memberi patokan yang realistis. "Memang kurs rupiah tak selalu Rp 11.000, karena triwulan kedua akan menguat lagi," ujarnya.
Sedangkan Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan juga menilai target kurs baru tergolong konservatif. Ia sendiri memperkirakan, tahun ini rata-rata kurs rupiah Rp 10.500 per US$. Rupiah menguat mulai triwulan III-2009. "Sebab bursa juga sudah mulai pulih lagi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News