kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Pemerintah Dinilai Bisa Kurangi Biaya Dana Lewat Penerbitan SBN untuk PPS


Minggu, 20 Maret 2022 / 14:43 WIB
Pemerintah Dinilai Bisa Kurangi Biaya Dana Lewat Penerbitan SBN untuk PPS
ILUSTRASI. Pemerintah akan menerbitkan SBSN alias sukuk dalam rangka penempatan dana Program Pengungkapan Sukarela (PPS).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 25 Maret mendatang, pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk dalam rangka penempatan dana Program Pengungkapan Sukarela (PPS) Wajib Pajak (WP). 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario meyakini nominal penerbitan private placement tersebut tidak akan terlalu signifikan. Ia memperkirakan, jumlahnya tidak akan jauh berbeda dengan seri SBN sebelumnya yang sudah diterbitkan dalam rangka program yang sama. 

Adapun, sebelumnya, pemerintah telah melakukan transaksi penerbitan SUN seri FR0094 yang memiliki tenor 6 tahun (jatuh tempo 15 Januari 2028), dengan yield 5,60% melalui cara private placement dalam rangka penempatan dana atas PPS WP dengan jumlah sebesar Rp 46,35 miliar pada tanggal 25 Februari 2022. 

Baca Juga: Reinvestasi PPS ke SBN Dinilai Berdampak Mini ke Pasar Obligasi

“Dari sisi nominal kemungkinan tidak akan jauh berbeda, atau mungkin jauh lebih kecil mengingat ini seri SBSN. Lagipula, program pelaporan ini kan biasanya sepi di awal, lalu baru ramai di akhir,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Jumat (18/3).

Oleh karena itu, Ramdhan meyakini program kali ini juga belum akan memberikan dampak yang signifikan ke pasar obligasi karena nominalnya yang belum signifikan. Namun, dari kacamata pemerintah, ia melihat ini bisa menjadi cara lain dalam mencari pendanaan. 

Tak hanya itu, bukan tidak mungkin pemerintah bisa menghemat biaya dana atawa cost of fund melalui skema ini. Menurutnya, yield yang ditawarkan pemerintah pada seri ini, kemungkinan sedikit lebih rendah dari yield yang ada di pasar. Jadi, bisa meringankan dari sisi biaya penerbitan walau mungkin tidak signifikan karena pemerintah harus tetap menawarkan yield yang atraktif sehingga selisihnya tidak akan terlalu besar.

Baca Juga: Pemerintah Akan Lelang 6 Seri SBSN dengan Target Rp 9 Triliun pada Selasa (22/3)

“Untuk seri SBSN yang akan diterbitkan ini, cukup sulit memperkirakan besaran yield karena akan mengacu kondisi pada kondisi pasar saat pengumuman nanti,” imbuh dia.

Ramdhan meyakini sejatinya program ini memberikan opsi yang menarik lantaran para WP bisa membersihkan kewajiban pajak, sembari bisa mendapatkan imbal hasil yang cukup menarik. Kendati begitu, jika tenor yang ditawarkan seri-seri tersebut terlalu panjang, dia melihat bisa jadi mengurangi daya tarik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×