kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah bersiap stimulus, rupiah berotot


Kamis, 27 Agustus 2015 / 12:50 WIB
Pemerintah bersiap stimulus, rupiah berotot


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mata uang rupiah pada siang ini mencatatkan penguatan terbesar dalam dua pekan terakhir, Kamis (27/8). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.20 WIB, mata uang Garuda di pasar spot menguat 0,3% menjadi 14.080 per dollar AS. Ini merupakan penguatan terbesar sejak 13 Agustus lalu.

Pada transaksi sebelumnya, rupiah sempat keok ke level 14.141, level terlemah sejak Agustus 1998 silam.

Sementara itu, di pasar offshore, nilai tukar rupiah kontrak non deliverable forwards untuk pengantaran satu bulan ke depan menguat 0,4% menjadi 14.274 per dollar AS.

Reboundnya rupiah dari level terlemahnya dalam 17 tahun terakhir dipicu oleh beberapa isu. Hari ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo bersiap menggelontorkan stimulus ekonomi untuk mendongkrak investasi dan menaikkan nilai tukar rupiah.

Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution, Indonesia akan segera mengumumkan paket stimulus besar dalam waktu dekat.

Paket itu akan berisi banyak kebijakan untuk mengantisipasi kondisi ekonomi yang lebih buruk.

"(Paket kebijakan) Ini menyangkut sektor riil, menyangkut keuangan, ada yang menyangkut deregulasi, tax holiday," kata Darmin, Rabu (27/8) di Istana Negara, Jakarta kepada KONTAN.

Tujuan dari paket kebijakan ini antara lain: untuk memperlancar kegiatan ekonomi serta untuk mendorong masuknya valuta asing (valas) dari luar sehingga nilai tukar rupiah yang selama ini tertekan bisa segera menguat.

"Kami melihat adanya rebound pasca penurunan tajam pada rupiah. Penentu kebijakan terlihat cemas dengan pelemahan mata uang dan mempersiapkan sejumlah keringanan pajak untuk perusahaan dan investor," jelas Khoon Goh, senior foreign exchange strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura kepada Bloomberg.

Sekadar tambahan, rupiah sudah keok 3,3% sejak 11 Agustus lalu. Investor asing sudah menarik dananya senilai US$ 736,3 juta dari pasar saham Indonesia di sepanjang bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×