CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah akan menggelar lelang sukuk negara hari ini, simak yield lelang sebelumnya


Selasa, 18 Agustus 2020 / 06:12 WIB
Pemerintah akan menggelar lelang sukuk negara hari ini, simak yield lelang sebelumnya
ILUSTRASI. Pemerintah akan menawarkan lima seri sukuk lama (reopening) dengan target indikatif Rp 8 triliun


Reporter: Danielisa Putriadita, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atawa sukuk negara, Selasa (18/8). Pada lelang hari ini, pemerintah akan menawarkan lima seri sukuk lama (reopening) dengan target indikatif Rp 8 triliun. 

Kelima seri sukuk negara yang ditawarkan pada hari ini adalah:

  • SPNS05022021 yang akan jatuh tempo 5 Februari 2021 dengan imbalan diskonto
  • PBS027 yang akan jatuh tempo 15 Mei 2023
  • PBS026 yang akan jatuh tempo 15 Oktober 2024
  • PBS025 yang akan jatuh tempo 15 Mei 2033
  • PBS028 yang akan jatuh tempo 15 Oktober 2046

Sekadar mengingatkan, berikut yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang SBSN dua pekan lalu:

  • SPNS05022021: 3,48%
  • PBS027: 5,14%
  • PBS026: 5,81%
  • PBS025: tidak dimenangkan
  • PBS028: 7,72%

Baca Juga: Pemerintah meraup Rp 2 triliun dari penerbitan sukuk negara lewat private placement

Pada lelang sukuk negara dua pekan lalu, Selasa (4/8), pemerintah memenangkan total Rp 11 triliun dari total penawaran masuk Rp 39,77 triliun.

Head of Business Development Avrist Asset Management Farash Farich memproyeksikan lelang SBSN akan diminati oleh perbankan. Dia memperkirakan, jumlah penawaran yang masuk akan berkisar di Rp 40 triliun atau tidak jauh berbeda dari rata-rata tiga lelang SBSN yang terakhir.

Sementara, Head of Research & Market Information Department IBPA Roby Rushandie memperkirakan, skenario moderat lelang SBSN hari ini akan menerima penawaran masuk di kisaran Rp 20 triliun hingga Rp 30 triliun. Sementara, skenario optimis peminat lelang bisa mencapai Rp 40 triliun.

Roby mengatakan, pada lelang SBSN kemungkinan besar yang akan terjadi adalah skenario moderat. Penyebabnya, mayoritas investor sukuk adalah bank lokal. Saat ini, Roby melihat, likuiditas bank masih memadai untuk terciptanya peluang permintaan yang masih ramai. Apalagi, dengan adanya kecenderungan bank yang kini sedang mengakumulasi obligasi negara.

Senada, menurut Farash, investor yang dominan memburu SBSN adalah perbankan. Penyebabnya, likuiditas perbankan masih cukup banyak.

Baca Juga: Kebutuhan pembiayaan utang pemerintah pada RAPBN 2021 sebesar Rp 1.142 triliun

Untuk tenor yang paling banyak diburu akan berkisar di seri tenor tiga dan empat tahun. Roby juga memproyeksikan seri-seri tenor pendek diperkirakan akan banyak investor sasar dan sesuai dengan rata-rata lelang sebelumnya.

Farash menebak, pemerintah juga masih tetap menyerap hasil lelang SBSN di atas target indikatif.  "Nominal yang pemerintah menangkan juga masih akan di sekitar Rp 11 triliun," kata Farash.

Menurut Farash, pemerintah cenderung memenangkan di atas target indikatif karena memang saat ini momentum yang tepat saat yield sudah bergerak turun. Selain itu, penyerapan budget belanja pemerintah seharusnya sudah semakin meningkat di semester II.

Farash melihat yield saat ini cenderung dalam tren menurun karena dipengaruhi oleh inflasi yang masih rendah. Selain itu, kebijakan moneter ekspansif sehingga suku bunga acuan dalam tingkat yang rendah. Alhasil, likuiditas di pasar global meningkat.

Tidak hanya itu, saat ini investor asing secara bertahap juga mulai masuk ke pasar SBN. "Risk appetite membaik sedikit demi sedikit," kata Farash.

Baca Juga: Bunga ORI018 bisa lebih rendah daripada ORI017, minat investor diramal tetap tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×