Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana akan kembali menerbitkan obligasi ritel seri ORI pada sisa akhir tahun ini. Padahal seri ORI sebelumnya, ORI017 baru ditawarkan pada Juli kemarin. Dengan demikian, penerbitan seri SBR10 yang sudah direncanakan pada awal tahun tidak akan diterbitkan pada tahun ini.
Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menilai keputusan pemerintah lebih memilih menerbitkan ORI018 ketimbang SBR10 adalah sebagai langkah efisiensi. Menurut dia, pasar ORI sudah jauh lebih besar dan mature ketimbang SBR sehingga akan lebih memudahkan pemerintah dalam menarik minat masyarakat.
“Dengan kondisi makro yang penuh gonjang-ganjing, lalu pasar modal juga tengah ada beberapa kasus, tentu investor lama ataupun baru akan mencari aset yang aman. ORI ini sudah punya nama yang familiar, transaksinya mudah, jumlah investornya terus tumbuh, dan aman, oleh karena itu akan mampu menarik minat masyarakat,” kata Dimas ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/8).
Baca Juga: Pemerintah akan jual ORI kedua tahun ini, simak prediksi bunganya
Rencana pemerintah menerbitkan ORI018 ini menambah panjang daftar penerbitan obligasi ritel bersifat tradable pada tahun ini. Sebelumnya, pemerintah sudah menerbitkan saving bond ritel seri SBR009, sukuk ritel seri SR012, obligasi negara ritel (ORI) seri ORI017, dan pada bulan ini akan menerbitkan SR013.
Dimas menyebut hal ini tidak akan memberikan dampak negatif terhadap pasar obligasi ritel dan tetap membuat ORI018 masih akan menarik. Dimas menilai investor sudah siap dengan keputusan pemerintah untuk menambah supply surat utang negara pada akhir kuartal II-kuartal III. Selain itu, Indonesia dinilai masih punya ruang serta yield yang lebih besar dibanding peers.
Jika berdasarkan jadwal penerbitan obligasi ritel pada awal tahun, ORI018 akan diterbitkan pada kisaran Oktober. Dengan asumsi yield Indonesia masih dalam tren menguat hingga akhir tahun, Dimas memprediksi besaran imbalan ORI018 akan lebih kecil dibanding pendahulunya, yakni ORI017. Asal tahu saja, saat itu ORI017 ditawarkan dengan imbalan 6,3%.
Baca Juga: Siapkan dana, sukuk ritel seri SR013 akan mulai dijual akhir bulan ini
“Namun terkait berapa besaran imbalannya, sebenarnya masih tergantung situasi secara global. Saat ini kan investor asing baru mulai recovery dan mulai masuk kembali ke pasar kita, jadi setidaknya (suku bunga ORI018) bisa 10 basis points (bps) hingga 20 bps lebih kecil,” tambah Dimas
Dimas cukup yakin sambutan masyarakat terhadap ORI018 akan bisa lebih baik dibanding ORI017 kemarin. Pertimbangannya adalah jumlah investor dan jumlah dana yang bisa diinvestasikan masyarakat Indonesia itu trennya masih naik seiring iklim investasi yang semakin baik. Ditambah lagi, dibandingkan dengan kelas aset lain, permintaan terhadap fixed income, terlebih milik negara, disebut Dimas masih terus meningkat.
Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan SBN Rp 900,4 triliun di semester II-2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News