Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengumumkan penundaan pembayaran amortisasi efek beragun aset (EBA) Mandiri GIAA01. Penundaan ini terjadi karena belum efektifnya dana amortisasi kedua EBA Mandiri GIAA01 - Surat Berharga Hak Atas Pendapatan Penjualan Tiket Kelas A sesuai waktu yang telah ditentukan.
"Pembayaran amortisasi kepada pemegang EBA melalui pemegang rekening yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2020 ditunda," ungkap KSEI dalam pengumuman, Jumat (24/7). KSEI akan menyampaikan jika terdapat informasi lebih lanjut berkenaan dengan pembayaran amortisasi tersebut.
Baca Juga: Potensi gagal bayar, Pefindo menurunkan peringkat KIK EBA Mandiri GIAA01 ke CCC
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per Jumat (24/7), nilai yang beredar untuk Efek Beragun Aset Mandiri GIAA01 - Surat Berharga Hak Atas Penjualan Tiket Kelas A adalah Rp 1,44 triliun.
Jumat (24/7), Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat KIK EBA Mandiri GIAA01 ini ke idCCC dengan outlook credit watch dengan implikasi negatif. Pada awal penerbitan, KIK EBA Mandiri GIAA01 Kelas A mendapat rating idAA+ dari Pefindo.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, Garuda Indonesia (GIAA) pacu bisnis kargo dan carter pesawat
EBA Mandiri GIAA01adalah produk kontrak investasi kolektif yang diluncurkan oleh PT Mandiri Manajemen Investasi bersama dengan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Total KIK EBA yang diterbitkan pada Juli 2018 mencapai Rp 2 triliun dan dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas A dan B.
Produk EBA Kelas A ini menawarkan imbal hasil 9,75% per tahun dengan tenor 5 tahun dan akan jatuh tempo 27 Juli 2023 dengan nilai mencapai Rp 1,8 triliun. Sedangkan untuk kelas B penawarannya terbatas dengan nilai Rp 200 miliar untuk tenor sejenis dan tingkat imbal hasil yang tidak tetap.
KIK EBA Mandiri GIAA01 merupakan instrumen sekuritisasi dengan underlying asset alias aset dasar hak pendapatan atas penjualan tiket pesawat. Hak pendapatan yang dimaksudkan disini adalah hasil dari penjualan tiket pesawat Garuda dengan rute Jeddah dan Madinah.
Baca Juga: Tekan pengeluaran, Garuda Indonesia (GIAA) ajukan negosiasi ke lessor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News