kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Pembangunan pabrik INTP di Pati ditolak warga


Senin, 24 Februari 2014 / 18:29 WIB
Pembangunan pabrik INTP di Pati ditolak warga
ILUSTRASI. KAI mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan data pada fitur face recognition yang dipergunakan oleh KAI. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Walau sudah tertunda dua tahun dari rencana awal, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) tetap belum bisa merealisasikan pembangunan pabrik semennya yang berlokasi di Pati, Jawa Tengah.

Seperti diberitakan Harian Kompas (24/2), warga sekitar Pegunungan Kendeng di Pati kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak pembangunan pabrik semen INTP. Mereka beralasan pembangunan pabrik semen itu bisa merusak 109 mata air di sekitar Pegunungan Kendeng.

Sayangnya, manajemen INTP enggan berkomentar lebih jauh soal situasi terkini di Pati. "Saya cek dulu ya," kata Sahat Panggabean, Sekretaris Perusahaan INTP kepada KONTAN, Senin (24/2).

Penolakan ini yang kesekian kalinya disuarakan oleh masyarakat Pati sejak INTP mulai mengumumkan rencana ekspansi pada tahun 2011 lalu. Warga Pati keukeuh bahwa kehadiran pabrik semen akan merusak mata air di sana.

Di sisi lain, INTP tentunya tak mau menyerah begitu saja lantaran ekspansi di Pati terbilang strategis terutama dalam mendongkrak produksi semen. Pabrik Pati direncanakan menambah produksi 2,5 juta ton semen INTP.

Nilai investasi pabrik Pati pun terbilang besar, yakni sekitar US$ 750 juta. Kisruh antara INTP dan warga tentunya juga melibatkan peran Pemerintah Provinsi Jateng.

Kepada KONTAN, Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng menuturkan, pihaknya akan menunggu selesainya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pembangunan pabrik di Pati sebelum menentukan langkah selanjutnya.

"Semua harus didudukkan secara proporsional, rasional dan mendengarkan semua pihak," kata Ganjar, Senin (24/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×