kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembangunan pabrik INTP di Pati ditolak warga


Senin, 24 Februari 2014 / 18:29 WIB
Pembangunan pabrik INTP di Pati ditolak warga
ILUSTRASI. KAI mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan data pada fitur face recognition yang dipergunakan oleh KAI. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Walau sudah tertunda dua tahun dari rencana awal, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) tetap belum bisa merealisasikan pembangunan pabrik semennya yang berlokasi di Pati, Jawa Tengah.

Seperti diberitakan Harian Kompas (24/2), warga sekitar Pegunungan Kendeng di Pati kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak pembangunan pabrik semen INTP. Mereka beralasan pembangunan pabrik semen itu bisa merusak 109 mata air di sekitar Pegunungan Kendeng.

Sayangnya, manajemen INTP enggan berkomentar lebih jauh soal situasi terkini di Pati. "Saya cek dulu ya," kata Sahat Panggabean, Sekretaris Perusahaan INTP kepada KONTAN, Senin (24/2).

Penolakan ini yang kesekian kalinya disuarakan oleh masyarakat Pati sejak INTP mulai mengumumkan rencana ekspansi pada tahun 2011 lalu. Warga Pati keukeuh bahwa kehadiran pabrik semen akan merusak mata air di sana.

Di sisi lain, INTP tentunya tak mau menyerah begitu saja lantaran ekspansi di Pati terbilang strategis terutama dalam mendongkrak produksi semen. Pabrik Pati direncanakan menambah produksi 2,5 juta ton semen INTP.

Nilai investasi pabrik Pati pun terbilang besar, yakni sekitar US$ 750 juta. Kisruh antara INTP dan warga tentunya juga melibatkan peran Pemerintah Provinsi Jateng.

Kepada KONTAN, Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng menuturkan, pihaknya akan menunggu selesainya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pembangunan pabrik di Pati sebelum menentukan langkah selanjutnya.

"Semua harus didudukkan secara proporsional, rasional dan mendengarkan semua pihak," kata Ganjar, Senin (24/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×