Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan penguatannya pada awal pekan ini. Setidaknya, ada beberapa sentimen yang bakal menjadi penggerak indeks.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities bilang, data-data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang cukup baik dan rilis positif soal indeks markit manufaktur PMI AS membuat bursa saham negeri Paman Sam ini menghijau pada perdagangan akhir pekan kemarin waktu setempat.
Seperti yang diketahui, pada akhir pekan lalu bursa saham AS menghijau, maka warna tersebut bakal menyebar hingga ke bursa Asia, tak terkecuali IHSG. Sebab, selama ini hijaunya bursa Asia selalu diikuti oleh IHSG. Namun, peluang tersebut dapat berkurang bila tidak didukung sentimen yang ada, seperti pelemahan rupiah yang saat ini dilihat para pelaku pasar sebagai muara semua data ekonomi Indonesia.
"Rilis data-data positif dari AS, penurunan initial jobless claims, kenaikan markit manufacturing PMI, dan consumer spending langsung dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali masuk pada dolar AS, sehingga rupiah kembali melemah," jelas Reza, (24/2).
Atas dasar itu, Reza memprediksi indeks hari ini masih mencoba bertahan dari downreversal dengan range pergerakan support 4.608-4.627 dan resistance 4.656-4.668. Cermati saham SMRA, UNVR, INTP, dan ICBP.
Senada, Yuganur Wijanarko, Senior Research HD Capital mengatakan, kurangnya penguatan lebih lanjut dari kurs rupiah, kisaran Rp 11.600, dalam sepekan terakhir merupakan tanda awal untuk mewaspadai adanya profit taking.
Kondisi ini bisa membalikan arah IHSG meski indeks mampu mencapai break high, diatas 4.600. "Waspadai profit taking baik itu oleh pelaku padar asing maupun lokal," tandas Yuganur.
Menurutnya, indeks akan bergerak pada range support 4.430-4.550 dan resistance 4.670-4.750. Simak saham INDF, KLBF, AISA, dan SMCB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News