Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang terjadinya Santa Claus Rally pada akhir tahun dinilai masih terbuka. Sejumlah sentimen berpeluang menjadi katalis pendukungnya.
Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menilai sejumlah sentimen mulai memberi ruang penguatan, mulai dari stimulus akhir tahun, perbaikan sentimen domestik, hingga stabilnya tekanan global beberapa pekan terakhir. Tren penurunan suku bunga juga ikut menopang optimisme, meski tekanan dari pelemahan rupiah, arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan tensi perang tarif tetap menjadi faktor risiko yang perlu dicermati.
"Secara historis, reli akhir tahun di pasar Indonesia biasanya dipicu oleh window dressing, penempatan dana institusi, peningkatan minat risiko, serta faktor musiman seperti bonus akhir tahun," kata Ekky kepada Kontan, Senin (17/11/2025).
Baca Juga: Ada Peluang Santa Claus Rally, Analis: IHSG Bisa Lanjut Menguat hingga Akhir Tahun
Tahun ini pola tersebut dinilai cukup mendukung, apalagi banyak saham berkapitalisasi besar sudah kembali berada di level valuasi yang murah setelah koreksi panjang.
Ekky mencatat, aliran dana asing kembali menunjukkan perbaikan. Dalam tiga pekan terakhir, investor asing mencatat net buy yang solid, terutama pada saham perbankan besar dan energi.
“Selama arus dana asing ini bertahan, peluang penguatan IHSG menuju akhir tahun makin besar,” ujarnya.
Dari sisi teknikal, IHSG disebut mulai membentuk pola pembalikan arah dengan higher low. Area 8.300 hingga 8.350 menjadi support kuat, sementara resistance terdekat berada di 8.500, dengan potensi lanjutan menuju 8.600 jika momentum penguatan tetap terjaga. Selama IHSG mampu bertahan di atas 8.300, tren jangka pendek dinilai masih positif.
Baca Juga: Santa Claus Rally Masih Mungkin Terjadi, IHSG Berpeluang Menguat hingga Akhir Tahun
Jika Santa Claus Rally terjadi, sektor perbankan, konsumer, rokok, telekomunikasi, dan energi diperkirakan menjadi yang paling diuntungkan, terutama karena likuiditas besar dan valuasi yang kembali menarik. Sementara itu, sektor properti dan industri sensitif suku bunga disebut perlu diwaspadai. Secara historis, penguatan IHSG pada Desember berkisar 3% sampai 6%, namun bisa lebih tinggi bila inflow asing terus berlanjut.
Untuk strategi, Ekky menyarankan investor fokus pada saham berfundamental kuat yang mulai diakumulasi asing, khususnya perbankan besar, konsumer, dan energi. Akumulasi bertahap dinilai lebih aman mengingat volatilitas global masih cukup tinggi. Pemanfaatan momentum teknikal pada saham yang mulai menunjukkan tanda-tanda reversal juga dapat memberikan hasil optimal menjelang tutup tahun.
Selanjutnya: Fintech Lokal Genjot Inklusi Keuangan dan Kolaborasi Global
Menarik Dibaca: Buat Para Pekerja, Mengelola dan Mengembangkan Uang Tidak Harus Rumit lo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













