kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan Rupiah Menjadi Katalis Negatif bagi Saham Emiten Dengan Utang Dolar AS


Selasa, 27 September 2022 / 21:23 WIB
Pelemahan Rupiah Menjadi Katalis Negatif bagi Saham Emiten Dengan Utang Dolar AS
ILUSTRASI. Emiten yang memiliki utang dolar AS akan terbebani oleh kerugian kurs.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus level Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) turut mempengaruhi emiten yang memiliki utang jumlah besar dalam dolar AS. Selasa (27/9), mata uang rupiah ditutup di level Rp 15.124 per dolar AS.

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim memaparkan, emiten yang memiliki utang dolar AS akan terbebani oleh kerugian kurs seiring dengan melemahnya rupiah yang tembus Rp 15.000.

Dia melihat, beberapa emiten yang berpotensi tertekan akibat adanya utang valas adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang mengeluarkan senior notes yang tercatat di Bursa Efek Singapura. Mengutip laporan keuangan semester pertama 2022, APLN mempunyai jumlah liabilitas Rp 18,71 triliun.

Baca Juga: Menakar Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Emiten dengan Utang Valas Jumbo

Selain itu, ada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang memiliki fasilitas pinjaman sindikasi dengan mata uang asing sehingga berpotensi mengalami tekanan di tengah melemahnya rupiah. Baru-baru ini TBIG merilis obligasi Berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure Tahap IV Tahun 2022.

"Emiten yang melakukan transaksi pembayaran utang dari rupiah ke mata uang asing saat rupiah melemah akan dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, sehingga dapat menekan profit emiten tersebut," ujar Lukman, Selasa (27/9).

Baca Juga: Pelemahan IHSG Diprediksi Masih Berlanjut Besok

Meski demikian, Lukman memandang tekanan ini tidak akan terlalu membebani emiten atau akan bersifat minor dengan catatan melemahnya rupiah tidak berlanjut cukup dalam. Terlebih jika dibandingkan dengan mata uang negara lain, rupiah termasuk yang cukup kuat dari penurunan terhadap dolas AS. Untuk itu, penting bagi emiten untuk melakukan lindung nilai.

Apabila melihat sentimen negatif kenaikan suku bunga yang membuat kekhawatiran para pelaku pasar dan pelemahan ekonomi, menurut Lukman saham-saham yang memiliki utang valas dapat dihindari terlebih dahulu yang dimana kenaikan suku bunga sudah menjadi sentimen negatif emiten yang masih mengandalkan permodalannya melalui utang. Lebih dari itu, pelemahan rupiah juga akan menekan bottom line emiten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×