kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.340   46,00   0,28%
  • IDX 7.108   -48,06   -0,67%
  • KOMPAS100 1.036   -7,15   -0,69%
  • LQ45 793   -7,13   -0,89%
  • ISSI 231   -1,02   -0,44%
  • IDX30 412   -2,67   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,57   -0,53%
  • IDX80 116   -0,87   -0,75%
  • IDXV30 119   -0,80   -0,67%
  • IDXQ30 133   -0,85   -0,64%

Pelemahan Dolar AS Berpotensi Berlanjut hingga Akhir Tahun 2025


Senin, 26 Mei 2025 / 20:24 WIB
Pelemahan Dolar AS Berpotensi Berlanjut hingga Akhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Para pengamat memprediksi dolar AS akan lanjut melemah hingga akhir tahun 2025 karena fundamental negara yang juga turun


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu aset safe haven yang melemah seiring meredanya kekhawatiran global. Namun tak hanya itu, dolar AS disebut mulai ditinggalkan investor gara-gara fundamental negara yang tak pasti.

Berdasarkan data Trading Economics, Senin (26/5) pukul 18.41 WIB, indeks dolar AS (DXY) berada di level 99,049 basis poin (bps), turun tipis 0,03% secara harian. Namun sejak awal tahun, DXY telah melemah hingga 9,45%.

Pelemahan DXY utamanya didorong oleh sejumlah keputusan Presiden AS Donald Trump yang memicu kekhawatiran global, utamanya soal kebijakan tarif impor. 

Research $ Development PT Trijaya Pratama Futures Alwy Assegaf mengatakan, pelemahan dolar AS saat ini disebabkan aturan perpajakan yang telah diloloskan oleh dewan perwakilan rakyat AS yang membawa risiko utang US$ 3,8 triliun dalam 10 tahun mendatang.

“Dalam 10 tahun mendatang, itu menjadi potensi default AS. Ini yang dikhawatirkan investor sehingga mereka menjauhi aset-aset AS, termasuk dolar,” kata Alwy kepada Kontan, Senin (26/5). 

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Berkonsodolidasi dengan Potensi Melemah Terbatas pada Selasa (27/5)

Alwy bilang kekhawatiran ini sifatnya mungkin tak sementara. Kekhawatiran terkait kondisi fiskal AS dan defisit negara, kata Alwy, bisa membuat arus dana keluar dari AS terus berlanjut. Makanya, ia memproyeksi pelemahan dolar AS ini bakal berlanjut setidaknya hingga akhir tahun.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, investor kurang yakin tentang ekonomi AS dan kesehatan keuangannya. Namun, kelanjutan pergerakan dolar AS masih sulit diprediksi. 

“Dalam jangka pendek, investor lebih berani menaruh dana di aset berisiko seiring mendinginnya kondisi global. Jika perekonomian global kembali goyah, ada kemungkinan mereka kembali ke dolar AS sebagai safe haven,” papar Sutopo kepada Kontan, Senin (26/5). 

Namun, ia sepakat kekhawatiran soal utang AS bakal menjadi masalah jangka panjang yang dapat menekan dolar AS. Sutopo menyebut keputusan suku bunga The Fed adalah sentimen utama yang menentukan pandangan investor. 

“Jika mereka memangkas suku bunga lebih cepat dibandingkan negara lain, dolar dapat semakin melemah,” pungkas Sutopo. 

Selanjutnya: KPPU Sebut Rencana BMAD Benang Filamen dari China Berisiko Hambat Persaingan Usaha

Menarik Dibaca: Dividen Indocement (INTP) Rp 259 per saham, Potensi Yield 4,5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×