kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku pasar wait and see, penawaran lelang SUN menurun


Selasa, 03 November 2020 / 18:41 WIB
Pelaku pasar wait and see, penawaran lelang SUN menurun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sikap wait and see pelaku pasar mendorong rendahnya jumlah penawaran pada lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (3/11). Pelaku pasar cenderung masih menahan diri hingga hasil pemilu Amerika Serikat (AS) keluar. 

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mengumumkan hasil lelang SUN berhasil menarik jumlah penawaran masuk sebesar Rp 66,27 triliun. Namun, jumlah tersebut menurun bila dibandingkan dengan jumlah penawaran yang masuk pada lelang SUN dua pekan sebelumnya, yaitu Rp 83 triliun. 

Pemerintah menyerap Rp 29,5 triliun dari lelang SUN kali ini. Sementara, total nominal yang dimenangkan di lelang SUN dua pekan lalu lebih tinggi, sebesar Rp 32,7 triliun. 

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan pelaku pasar cenderung bersikap wait and see dan belum secara masif masuk ke pasar lelang, karena tengah menanti dua sentimen besar. Dua sentimen ini adalah hasil pemilu AS dan pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal III-2020. 

Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang SUN Selasa (3/11) mencapai Rp 66,27 triliun

Fikri memproyeksikan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia keluar dengan angka yang sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, maka pasar lelang surat utang akan mendapat sentimen positif. Begitu pun jika Joe Biden keluar sebagai pemenang pemilu, maka pasar lelang diproyeksi akan semakin ramai. "Kemenangan Biden cenderung akan memberi kepastian dan kestabilan bagi pelaku pasar," kata Fikri, Selasa (3/11). 

Di sisi lain, sejatinya pasar obligasi Indonesia masih sangat menarik. Fikri memproyeksikan minat investor asing untuk kembali meramaikan pasar obligasi cukup tinggi mengingat spread yield SUN dengan yield US Treasury cukup lebar. Selain itu, yield riil berbanding inflasi juga masih tinggi.

Baca Juga: Kinerja pasar obligasi di 2021 diprediksi tetap tumbuh positif

 Dari lelang kali ini, SUN dengan jangka waktu 10 tahun dan 15 tahun menjadi seri yang paling banyak diburu investor. Seri FR0087 yang jatuh tempo di 15 Februari 2031 menerima penawaran paling tinggi di Rp 19,46 triliun. Seri ini memiliki yield rata-rata yang dimenangkan sebesar 6,59%. 

Sementara di urutan kedua, seri FR0080 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 menerima penawaran masuk sebesar Rp 15,52 triliun. Seri ini memiliki yield rata-rata yang dimenangkan sebesar 7,16%. 

Di urutan ketiga, seri FR0086 yang jatuh tempo di 15 April 2026 menerima penawaran masuk sebesar Rp 12,54 triliun. Seri ini memiliki yield rata-rata tertimbang di 5,52%. 

Selanjutnya, seri tenor panjang lebih diminati para investor. Seri FR0083 yang jatuh tempo di 15 April 2040 mendapat penawaran sebesar Rp 7,44 triliun. Sementara, seri FR0076 yang jatuh tempo di 15 Mei 2048 mendapat penawaran sebesar Rp 6,74 triliun. 

Baca Juga: Obligasi korporasi jatuh tempo bulan ini mencapai Rp 3,63 triliun

Sedangkan, seri tenor pendek seperti SPN12210205 hanya mendapat penawaran masuk sebesar Rp 1,89 triliun. Seri ini jatuh tempo di 5 Februari 2021. Tidak berbeda jauh, seri SPN12211104 yang jatuh tempo di 4 November 2021 menerima penawaran sebesar Rp 2,66 triliun. 

Fikri memproyeksikan dalam waktu pendek seri tenor panjang akan lebih menarik dibanding tenor pendek. Penyebabnya, melihat ke depan yield SUN tenor 10 tahun masih akan menurun seiring tren penurunan suku bunga maka harga SUN tenor panjang akan lebih cepat merespon untuk naik. 

Baca Juga: Setelah naik 0,87%, IHSG diprediksi kembali bullish pada Rabu (4/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×