kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pelaku pasar mempertanyakan komitmen Tiga Pilar Sejahtera (AISA) melunasi kewajiban


Senin, 16 Juli 2018 / 22:15 WIB
Pelaku pasar mempertanyakan komitmen Tiga Pilar Sejahtera (AISA) melunasi kewajiban
ILUSTRASI. Produk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar mulai mempertanyakan komitmen para pemangku kepentingan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Keraguan menguat setelah ada aliran uang untuk aktivitas investasi pihak berelasi.

Padahal, selama ini AISA mengaku duitnya pas-pasan, untuk membayar bunga obligasi saja tak mampu. "Yang kami tunggu dari dulu itu komitmen dari owner untuk melunasi utang," ujar Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe, Senin (16/7).

Dalam laporan keuangan AISA tahun 2017 memang terlihat ada aktivitas transaksi antara AISA, PT JOM Prawarsa Indonesia dan PT Jaya Mas. Transaksinya berupa uang muka investasi atas rencana akuisisi 99,99% kepemilikan pada Jaya Mas dari JOM Prawarsa.senilai Rp 263,08 miliar.

Aktivitasnya dilakukan pada 4 Desember 2017. Konon, JOM Prawarsa dan Jaya Mas merupakan perusahaan milik pendiri sekaligus Direktur Utama AISA, Joko Mogoginta. Manajemen AISA belum memberikan klarifikasinya terkait hal itu.

Kiswoyo bilang, dana itu memang tak cukup untuk melunasi semua kewajiban AISA. Tapi, tidak diharamkan juga jika pemilik perusahaan memprioritaskan pelunasan utang ketimbang investasi.

Alih-alih menguatkan bisnis, transaksi itu justru hanya kian mengikis kepercayaan investor. Terlebih, investor melihat masih ada sejumlah cara yang bisa dilakukan owner untuk menyelamatkan AISA. Salah satunya dengan melunasi dana divestasi PT Golden Plantation Tbk (GOLL).

Seperti diketahui, AISA melepas 78% saham GOLL pada 2016 kepada JOM Prawarsa senilai Rp 521,43 miliar. Pembayaran seharusnya dilakukan paling lambat 30 September 2016. Namun, hingga saat ini transaksinya belum tuntas.

Padahal, menurut Kiswoyo, pembayaran atas GOLL bisa AISA gunakan untuk melunasi sebagian utang. Utang yang satu selesai, tinggal memikirkan yang lain.

"Owner bisa memberikan pinjaman lunak untuk melunasi utang lain. Toh, pinjaman itu bisa dikonversi ke saham oleh owner. Intinya sekarang bagaimana cara owner untuk membebaskan aset AISA dari jaminan utang supaya lebih mudah untuk dijual," tutur Kiswoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×