Reporter: Dityasa H Forddanta, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) perlu bersabar. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan suspensi atas saham AISA akan dibuka jika penyelesaian persoalan utang AISA sudah menemukan titik terang.
Nah, yang jadi penyebab BEI menghentikan perdagangan saham konsumer ini adalah restrukturisasi utang AISA. Dus, "Suspensinya akan dibuka jika penyebab suspensinya selesai," ujar I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Kamis (12/7).
BEI menghentikan sementara perdagangan saham AISA karena perusahaan ini tidak mampu membayar kupon sejumlah obligasinya tepat waktu. Kasus gagal bayar ini membuat pihak BEI memanggil manajemen perusahaan produsen makanan ringan Taro tersebut untuk melakukan dengar pendapat.
Hasilnya, menurut Nyoman, BEI meminta AISA fokus mencari cara yang terbaik melakukan restrukturisasi. Jika cara restrukturisasi sudah ditemukan, barulah AISA bisa menggelar public expose terkait hal tersebut.
Setelah itu, suspensi sahamnya akan kembali dibuka dan perdagangan sahamnya bisa berlanjut seperti biasa. "Sekarang bagaimana meyakinkan regulator dan stakeholder bahwa mereka bisa memenuhi kewajiban," jelas Nyoman.
Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe menilai, kondisi AISA saat ini memang sulit. Di satu sisi, perusahaan ini dikejar tenggat waktu pelunasan utang.
Namun di sisi lain, ruang mencari pendanaan untuk pelunasan utangnya juga sulit. Kondisi kas perusahaan sedang sangat lemah. Rating perusahaan juga rendah. Memang ada skenario pendanaan melalui pemegang saham utama, tapi hal itu tidak mudah karena belum tentu pemegang saham mau berkorban.
Prospek bisnis AISA ke depan juga tak telalu cerah. Andai segmen berasnya berhasil dilepas, AISA bakal menjadi emiten yang fokus pada segmen makanan ringan. "Masalahnya, AISA bukan pemain utama di segmen ini," ujar Kiswoyo.
Sehingga, AISA kemungkinan akan sulit bersaing. "Terlebih, margin di segmen itu tipis," ujar Kiswoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News