Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) akan menarik pinjaman US$ 250 juta atau setara Rp 2,99 triliun dalam waktu dekat. Dana tersebut untuk menggarap sejumlah proyek infrastruktur.
Pinjaman sindikasi ini dari 21 bank. Deutsche Bank dan Standard Chartered bertindak sebagai bookrunners dan mandated lead arrangers (MLA). "Pinjaman tersebut akan kami tarik pekan ini dan langsung digunakan menggarap proyek gedung," ujar Faisal Dharma Setiawan, Direktur Keuangan MNCN Selasa (23/9).
Pinjaman tersebut bertenor tiga tahun dengan bunga LIBOR +3,5%. MNCN akan membangun pusat stasiun televisi untuk Global TV, MNC TV, dan RCTI. MNCN juga akan berinvestasi di media luar ruang (outdoor media). "Ini untuk investasi empat gedung baru termasuk perlengkapannya. Harapan kami, awal tahun depanĀ selesai," terang dia.
Awalnya, MNCN mencari pinjaman sebesar US$ 150 juta dari sindikasi bank asing. Pinjaman itu memiliki greenshoe option US$ 100 juta. Dalam prosesnya, MNCN mengambil opsi tambahan yang melekat pada pinjaman tersebut karena ingin mempercepat pembangunan gedung baru. MNCN juga menyisihkan US$ 10 juta untuk membiayai kembali (refinancing) utang jangka pendek.
Sebelumnya, induk usaha MNCN, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) mendapatkan pinjaman US$ 127,5 juta dari China Development Bank Corporation (CDB). Dana tersebut untuk menyuntik anak usaha BMTR, PT MNC Kabel Mediacom (MKM) yang bergerak di bisnis broadband.
Pinjaman ini bertenor tujuh tahun hingga 2021, termasuk masa tenggang tiga tahun sejak perjanjian. Bunga pinjaman margin plus bunga LIBOR enam bulan.
BMTR memberi jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan menjaminkan saham di MNCN setara 150% dari nilai pinjaman atau US$ 191,25 juta. BMTR menggunakan dana pinjaman itu untuk investasi dan modal kerja jaringan serat optik. Dalam dua tahun ke depan, BMTR akan membangun infrastruktur yang bakal melayani 2 juta pelanggan.
Nilai investasi pembangunan infrastruktur broadband US$ 400 juta. Sementara proyeksi pertumbuhan 28% untuk Pay TV dan 37% broadband internet hingga 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News